Menteri Israel Ingin Bulan Ramadan Ditiadakan Agar Tidak Mengganggu Perang di Gaza
Eliyahu menyerukan untuk menghapus Ramadan karena eskalasi Israel-Palestina kerap terjadi selama bulan tersebut.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL - Pejabat Israel memang kerap mengundang kontroversial.
Selain Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang kerap dikritik karena ucapannya, ternyata para menterinya juga demikian.
Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu salah satunya.
Dia termasuk menteri kontroversial.
Terbaru dia menyebut bulan Ramadan umat Islam seharusnya dihapuskan.
Eliyahu menyerukan untuk menghapus Ramadan karena eskalasi Israel-Palestina kerap terjadi selama bulan tersebut.
Politikus dari partai ekstremis Otzma Yehudit itu mengaku pihaknya takut dengan potensi eskalasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada bulan Ramadan 1445 H.
Baca juga: Perkuat Pasukan, Benjamin Netanyahu Akan Wajibkan Warga Israel Ultra-Ortodoks Ikut Perang di Gaza
Ramadan tahun ini bagi bangsa Palestina kemungkinan akan diperingati di tengah serangan Israel yang telah membunuh lebih dari 30.000 jiwa.
"Apa yang disebut bulan Ramadan ini harus dihapuskan maka ketakutan kami atas bulan ini juga akan hilang," kata Eliyahu kepada Israel Army Radio via New Arab, Jumat (1/3/2024).
Pernyataan Eliyahu tersebut dikecam oleh Council on Muslim-American Relations (CAIR). Wakil Direktur Eksekutif CAIR Edward Ahmad Mitchel mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengeam Eliyahu.
"Sekali lagi, seorang pejabat pemerintah Israel secara terbuka menyuarakan pernyataan genosidal yang luput dikutuk oleh pemerintahan Biden. Cukup, sudah cukup," kata Mitchell.
"Pemerintah Israel terus berteriak kepada semua orang yang mau mendengarkan bahwa mereka meluncurkan perang terhadap seluruh penduduk Palestina, termasuk simbol-simbol kebudayaan mereka, dari gereja, masjid, hingga Ramadan sendiri," lanjutnya.
Sebelumnya, sebulan dari dimulainya serangan Israel ke Gaza, Eliyahu juga memicu kontroversi usai menyebut Israel berkemungkinan menjatuhkan bom nuklir di Gaza.
Eliyahu juga menolak keras pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Ia menuduh warga biasa Palestina sebagai Nazi dan menyebut bahwa tidak ada sesuatu seperti warga sipil tak bersalah di Gaza.
Selain itu, Eliyahu mendukung Israel untuk merebut Jalur Gaza dan membuat permukiman di sana.
Politikus Israel itu mengaku tidak mau tahu mengenai nasib warga Palestina jika diusir dari Gaza.
"Mereka bisa pergi ke Irlandia atau ke gurun, monster-monster di Gaza harus mencari solusi sendiri," kata Eliyahu ketia diwawancara Radio Kol Berama, 4 November 2023.