Pembicaraan Gencatan Senjata Terhenti, Hamas: Keputusan Ada di Tangan AS untuk Tekan PM Israel
Pembicaraan antara Hamas dan mediator internasional di Kairo belum menghasilkan terobosan.
Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Negosiasi untuk menengahi gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas di Gaza tampaknya terhenti.
Perundingan gencatan senjata dilakukan beberapa hari sebelum batas waktu tidak resmi yaitu awal Ramadhan.
Pembicaraan dua hari antara Hamas dan mediator internasional di ibu kota Mesir, Kairo, belum menghasilkan terobosan signifikan.
Hal ini setelah Israel menolak mengirim delegasi ke putaran perundingan terakhir.
“(Benjamin) Netanyahu tidak ingin mencapai kesepakatan dan keputusan sekarang ada di tangan Amerika untuk menekan Perdana Menteri Israel agar kembali ke meja perundingan," kata Basem Naim, Kepala Divisi Politik Hamas di Gaza, Rabu (6/3/2024), dikutip dari The Guardian.
Al-Qahera News Mesir, yang dekat dengan badan intelijen Mesir, mengatakan negosiasi sulit dilakukan namun terus berlanjut.
Informasi ini mengutip seorang pejabat senior yang tidak disebutkan namanya.
Sebelumnya, para pejabat Mesir mengatakan, perundingan selama tiga hari dengan Hamas mengenai gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera Israel, berakhir tanpa terobosan pada Selasa (5/3/2024).
Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mencoba menengahi kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Hamas diminta membebaskan hingga 40 sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata selama sebulan, pembebasan beberapa tahanan Palestina, dan masuknya bantuan untuk mengatasi bencana kemanusiaan di Gaza.
Namun, dua pejabat Mesir mengatakan putaran terakhir diskusi telah berakhir.
Baca juga: Israel Disebut Ingin Kurangi Populasi di Gaza Utara, Intensifkan Serangan dan Tingkatkan Kelaparan
Hamas disebut telah menolak untuk melepaskan sekitar 100 sandera yang disanderanya, dan sekitar 30 sandera lainnya.
Penolakan itu kecuali Israel mengakhiri serangannya, menarik diri dari wilayah tersebut, dan melepaskan sejumlah besar tahanan Palestina, termasuk militan senior yang menjalani hukuman seumur hidup.
Juru bicara Hamas, Jihad Taha, mengatakan negosiasi sedang berlangsung, tetapi keputusan ada di tangan Israel.