Pesawat SU-34 Berjatuhan Dirudal Ukraina, Rusia Takut Kerahkan Jet Tempur Siluman di Garis Depan?
Jika klaim itu benar, lebih dari selusin jet pembom Fullback diduga telah ditembak jatuh oleh Ukraina hanya dalam waktu dua minggu.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia terus kehilangan pesawat tempurnya di Ukraina, para pengamat mempertanyakan keberadaan pesawat generasi kelima Su-57, yang diklaim berteknologi siluman dan dapat menghindari radar lawan.
Angkatan Udara Ukraina mengklaim pada 4 Maret lalu berhasil menembak jatuh pembom tempur Su-34 Fullback Rusia.
Jika klaim itu benar, lebih dari selusin jet pembom Fullback diduga telah ditembak jatuh oleh Ukraina hanya dalam waktu dua minggu.
Berita tak sedap dari garis depan ini membuat Moskow sepertinya harus mengatur ulang taktik perang mereka.
Su-34 dianggap sebagai pembom tempur terbaik Rusia.
Pesawat ini mampu menembakkan rudal jarak jauh dan bom pintar ke sasaran yang ditentukan.
Namun, pesawat tersebut seakan kesulitan melarikan diri dari sistem pertahanan udara Barat, seperti Patriot.
Dikutip dari Eurasian, pengamat mempertanyakan tidak adanya pesawat generasi kelima Su-57, yang dilaporkan bersifat siluman dan dapat menghindari radar pertahanan udara.
Selama ini, Moskow mengklaim bahwa Su-57 miliknya adalah jet tempur paling canggih yang dimilikinya..
Hal ini menjadi lebih menarik mengingat Angkatan Udara Rusia telah berupaya – namun mengalami kesulitan – mencapai superioritas udara atas Ukraina.
Para analis militer di perang Ukraina menilai, Rusia seharusnya bisa mengerahkan pesawat silumannya yang mampu melewati radar dan menghindari pertahanan udara musuh untuk melancarkan serangan dan mendapatkan (setidaknya) superioritas udara lokal.
Hingga kini, Rusia telah mengerahkan pesawat siluman Su-57 di zona ‘operasi militer khusus’, meskipun dalam jumlah terbatas, untuk melakukan patroli tempur penting.
Menurut laporan, pesawat tersebut juga melancarkan serangan jarak jauh dengan menggunakan rudal jarak jauh dari wilayah udara Rusia di mana rudal permukaan-ke-udara Ukraina tidak dapat menjangkau mereka.
Dalam sebuah wawancara pada bulan Agustus 2023, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan bahwa “pesawat tersebut telah menunjukkan kemampuannya dengan cemerlang.”