Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rabi Yahudi Serukan Umatnya Pindah Negara Jika Dipaksa Wajib Militer, Israel Terancam Guncang

Seruan kontroversial itu disampaikan saat IDF, pasukan pertahanan Israel, mengalami krisis tentara seiring perang di Gaza dan Israel bagian utara.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Rabi Yahudi Serukan Umatnya Pindah Negara Jika Dipaksa Wajib Militer, Israel Terancam Guncang
tangkap layar ap
Tentara IDF Israel dalam Perang kedua melawan Lebanon. Israel mengancam akan melancarkan perang ketiga seiring intensifnya serangan roket Hizbullah ke pemukiman Yahudi di utara Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala pemuka agama Yahudi Ortodok Rabi Yitzhak Yosef, menyerukan umatnya yang sebagian besar komunitas Yahudi Haredi, eksodus massal atau pindah ke luar negeri, jika Pemerintah Israel memaksa mereka ikut wajib militer.

Pernyataan tersebut menuai kontroversi di saat IDF, pasukan pertahanan Israel, mengalami krisis tentara seiring perang yang berkecamuk di Gaza dan utara Israel.  

Sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, IDF melancarkan serangan untuk menghancurkan kekuatan militer Hamas di Gaza.




Sementara di utara Israel yang berbatasan dengan Lebanon Selatan, IDF menghadapi tekanan dari Hizbullah.

Kepala pemuka agama Yahudi Ortodok Yitzhak Yosef. (OLIVIER FITOUSSI/FLASH90/ Jerusalem Post)

Rabi Yitzhak Yosef berpendapat bahwa Yeshiva, lembaga pendidikan Yahudi, adalah yang selama ini menopang dunia.

"Negara ada berdasarkan pembelajaran Taurat, dan tanpa Taurat, tentara tidak akan berhasil," serunya dalam pelajaran sebuah kelas di Yerusalem, seperti dikutip Jerusalem Post.

"Jika mereka memaksa kami untuk bergabung dengan tentara, kami semua akan pindah ke luar negeri,” demikian ancamannya.

BERITA TERKAIT

Pernyataan Yitzhak Yosef tentu saja bisa memicu eksodus besar-besaran sehingga dapat mengguncang fondasi negara Israel mengingat komunitas Haredim merupakan salah satu yang terbesar di negara Yahudi tersebut.

Dia mengingat kembali pencapaian militer pada 7 Oktober, menghubungkannya dengan perlindungan ilahi yang diberikan melalui pembelajaran Taurat, bukan hanya karena kecakapan militer.

“Apa yang akan kita lakukan tanpa Yeshivas? Merekalah yang menopang dunia. Tidak ada yang mengatakan kepada saya bahwa ini semua berkat pilot, pemboman, atau pesawat,” terangnya menyoroti anggapan rendahnya penghargaan atas kontribusi spiritual terhadap keamanan nasional.

Dua orang Yahudi Ultra Ortodoks berjalan melewati sebuah poster besar foto Paus Fransiskus yang dipasang di fasad Christian Information Centre di Kota Tua Yerusalem.
Dua orang Yahudi Ultra Ortodoks berjalan melewati sebuah poster besar foto Paus Fransiskus yang dipasang di fasad Christian Information Centre di Kota Tua Yerusalem. (AFP)

Tak hanya menyampaikan kritik, ia juga menebar ancaman tindakan kolektif

"Kami akan membeli tiket; tidak ada yang memaksa kami masuk militer. Negara mendukung hal ini,” tegasnya.

Komentar Yosef merupakan topik lama yang menjadi perdebatan di kalangan masyarakat Israel.

Diketahui, komunitas Yahudi Haredim berjumlah 13,5 persen dari 9,45 juta orang total populasi Israel saat ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas