Media Prancis Liberation Dikritik Karena Menjadikan Kelaparan di Gaza Jadi Bahan Lelucon Karikatur
Kartun surat kabar Perancis dikritik karena mengejek kelaparan warga Gaza selama bulan suci Ramadan melalui karikatur yang dimuatnya.
Penulis: Muhammad Barir
Media Prancis Liberation Dikritik Karena Menjadikan Kelaparan di Gaza Jadi Bahan Lelucon Karikatur
TRIBUNNEWS.COM- Kartun surat kabar Perancis dikritik karena mengejek kelaparan warga Gaza selama bulan suci Ramadan melalui karikatur yang dimuatnya.
Sebuah karikatur yang menggambarkan kelaparan warga Palestina di Gaza selama bulan suci Ramadhan, yang diterbitkan di harian Prancis, Liberation.
Karikatur memicu kemarahan di media sosial, dan beberapa orang mengkritik harian tersebut karena mengejek “genosida” pasukan Israel di wilayah kantong yang terkepung.
Karikatur berjudul “Ramadhan di Gaza – Awal Bulan Puasa” ini digambar oleh Corinne Rey, mantan kartunis majalah satir ternama, Charlie Hebdo.
Gambar tersebut menggambarkan sebuah kota yang hancur di latar belakang dan sebuah tangan mencuat dari reruntuhan, sementara seorang pria yang terengah-engah mengejar dua tikus dan serangga di jalan.
Seorang wanita duduk di jalan bersama seorang anak laki-laki yang kelaparan di sampingnya dan dengan marah memperingatkan pria yang sedang berlari tersebut, dengan mengatakan, “Jangan sebelum matahari terbenam,” mengacu pada praktik puasa sepanjang hari dalam Islam.
Baca juga: Intelijen AS: Jabatan PM Israel Benjamin Netanyahu dalam Bahaya, Mungkin Gagal Kalahkan Hamas
Pengguna media sosial meninggalkan komentar marah di bawah postingan Liberation di X, mengungkapkan kemarahan mereka terhadap kartun tersebut yang mengejek “genosida”.
Banyak pengguna yang percaya bahwa kartun tersebut jelas-jelas mengejek warga Gaza, yang kehilangan kebutuhan dasar dan bantuan kemanusiaan, sehingga membuat mereka kelaparan.
"Surat kabar sayap kiri Perancis, Liberation, menerbitkan kartun yang mengejek umat Islam di Gaza, yang kelaparan sampai mati oleh Israel," tulis pengguna akun X, Quds Netword.
(Sumber: Middle East Monitor)