Pengusiran Total, Israel Blak-blakan Mau Pindahkan Warga Pelestina ke Pulau Sebelum Serbu Rafah
Israel berencana menempatkan warga Palestina ke apa yang mereka sebut sebagai ‘pulau kemanusiaan’ sebelum serbu Rafah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pada awal perang, Israel mengarahkan pengungsi ke sebidang tanah yang belum dikembangkan di sepanjang pantai Mediterania Gaza yang ditetapkan sebagai zona aman, namun kelompok bantuan mengatakan tidak ada rencana nyata untuk menerima sejumlah besar pengungsi di sana.
Selain itu, Israel juga menargetkan wilayah tersebut dalam serangan udaranya, yang menewaskan banyak warga Palestina, termasuk anak-anak.
Bikin Geger
Kuat dugaan, pulau-pulau kemanusiaan yang dimaksud Israel adalah apa yang digaungkang Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Katz pada Januari 2024 silam.
Pernyataan itu membuat geger masyarakat internasional karena mengusulkan pemindahan pengungsi warga Palestina di Gaza ke pulau buatan di kawasan laut Mediterania.
Menurut The Guardian, usulan tersebut dilontarkan Katz saat Israel menghadiri pertemuan dengan negara-negara Uni Eropa di Brussels, Belgia, untuk membahas rencana perdamaian yang komprehensif bagi konflik Israel dan Palestina.
Dalam cuplikan video yang beredar, terlihat Menlu Katz tampak memaparkan usulan pembuatan pulau baru di Laut Mediterania yang dekat lepas pantai Gaza. Pulau itu rencananya akan digunakan untuk menampung warga Palestina,
Katz juga menyampaikan rencana untuk membangun jalur kereta api yang dapat menghubungkan Israel dengan Arab Saudi, Yordania, Bahrain, dan UEA.
"Tujuan kami jelas: demiliterisasi dan stabilisasi Gaza, dengan Israel mempertahankan kendali keamanan untuk melindungi rakyat kami," ucap Katz.
"Mencapai hal ini akan membuka pintu untuk peluang regional baru, memungkinkan kami untuk mendorong inisiatif ekonomi dan kemanusiaan yang bermanfaat bagi semua orang, termasuk warga Gaza," imbuhnya.
Sejumlah Negara Kecam Keras Israel
Katz sudah bertahun-tahun menyerukan pembentukan sebuah pulau buatan di lepas pantai Gaza. Dia mengusulkan gagasan tersebut sejak tahun 2011 ketika dirinya menjabat sebagai Menteri Transportasi Israel di bawah pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu saat itu.
Israel berdalih pembangunan pulau buatan tersebut adalah bentuk demiliterisasi di Gaza.
Namun para pemimpin negara yang hadir dalam pertemuan itu menilai bahwa usulan itu hanya taktik Israel agar dapat melakukan eufemisme atau pembersihan etnis, sehingga mereka dapat menduduki pemukiman warga Palestina di wilayah Gaza.
Otoritas Palestina bahkan langsung menolak mentah-mentah gagasan yang muncul saat itu dan menyebutnya sebagai 'murni fantasi'.
Israel Sempat Bantah akan Gusur Warga Palestina
Pasca mendapat banyak kecaman dari pejabat tinggi dunia, Kementerian Luar Negeri Israel Yisrael Katz, akhirnya buka suara, ia membantah laporan surat kabar The Guardian yang mengatakan bahwa pihaknya mengusulkan untuk menggusur warga Palestina di Jalur Gaza ke sebuah pulau buatan di Laut Mediterania.
“Tidak pernah mengatakan hal seperti ini, dan tidak ada rencana seperti itu,” kata Kementerian Luar Negeri Israel kepada The Times of Israel.
Yisrael Katz menyampaikan rencana untuk membangun pelabuhan Gaza di sebuah pulau buatan itu hanya untuk memeriksa barang-barang yang masuk, bukan untuk menampung warga Palestina.
(oln/memo/*)