Akses Menuju Masjid Al-Aqsa Semakin Terhalang, Israel Pasang Pembatas di 3 Gerbang Menuju Al-Aqsa
Polisi Israel pekan ini memasang penghalang di tiga gerbang menuju Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.
Penulis: Muhammad Barir
Akses Menuju Masjid Al-Aqsa Semakin Terhalang, Israel Pasang Pembatas di 3 Gerbang Menuju Al-Aqsa
TRIBUNNEWS.COM- Israel memasang pembatas di 3 gerbang menuju Masjid Al-Aqsa.
Polisi Israel pekan ini memasang penghalang di tiga gerbang menuju Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.
Pemasangan pembatas itu semakin menghalangi akses jamaah Muslim ke situs tersebut, kantor berita Anadolu melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kemarin, Departemen Wakaf Islam di kota Yerusalem yang diduduki mengatakan penghalang besi dipasang di gerbang Raja Faisal, Al-Ghawanmeh dan Al-Hadid, menggambarkan tindakan tersebut sebagai berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Yordania dan Palestina sama-sama mengecam pembatasan baru Israel terhadap akses ke masjid.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Yordania menyebut tindakan Israel sebagai berbahaya dan tidak dapat diterima.
“Israel tidak memiliki kedaulatan atas Yerusalem Timur yang diduduki dan tidak memiliki hak untuk memberlakukan pembatasan apa pun terhadap masuknya jamaah ke Masjid Al-Aqsa,” kata kementerian tersebut, seraya menekankan bahwa Kerajaan Yordania adalah penjaga resmi dan diakui secara internasional atas wilayah tersebut yang merupakan Tempat suci Muslim dan Kristen di Yerusalem.
Mereka menyerukan komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya dalam menghentikan pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel.
Kementerian Luar Negeri Palestina juga mengecam Israel karena memasang penghalang tersebut, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan upaya untuk mengubah realitas sejarah, hukum dan politik Masjid Al-Aqsa.
Mereka menganggap pemasangan penghalang sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan kewajiban Israel sebagai kekuatan pendudukan terhadap tempat ibadah.
Kementerian tersebut menyerukan intervensi internasional untuk menghentikan pelanggaran Israel terhadap Yerusalem dan kesucian umat Kristen dan Muslim.
Hamas mengecam tindakan Israel dan mengatakan itu adalah upaya keji untuk mencegah jamaah mencapai Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan.
Pada hari Senin, tentara Israel mengumumkan penerapan pembatasan yang ketat terhadap masuknya warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki ke Yerusalem Timur untuk melaksanakan salat Jumat selama bulan Ramadhan.
Hanya pria yang berusia di atas 55 tahun, dan wanita di atas usia 50 tahun, serta anak-anak di bawah usia sepuluh tahun, yang diizinkan memasuki Yerusalem selama Ramadhan untuk salat, sesuai dengan arahan tersebut.
Otoritas pendudukan telah meningkatkan pembatasan yang mereka terapkan terhadap akses warga Palestina ke Al-Aqsa sejak mereka melancarkan kampanye pemboman brutal di Gaza pada Oktober tahun lalu.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Mereka mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
(Sumber: Middle East Monitor)