Ukraina Makin Genting, UE: Bantuan Senjata Tak Bisa Ditunda Hingga Pemilu AS
Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Josep Borrell dalam sebuah pertemuan di Washington DC
Editor: Hendra Gunawan
Sementara itu diluar persetujuan parlemen AS, Joe Biden dikabarkan akan mengirimkan bantuan senjatanya ke Kiev.
Paket senjata senilai 300 juta dolar atau Rp 4,66 triliun (kurs Rp 15.500/dolar AS) telah dikirimkan ke Ukraina.
Strana menyebutkan bahwa paket tersebut dianggap cukup menjadi bekal pertahanan Ukraina untuk beberapa minggu.
Kantor berita Ukraina Ukrinform mengabarkan, bantuan tersebut diungkapkan oleh juru bicara Pentagon Jenderal Patrick Ryder pada sebuah pengarahan.
Ryder menjelaskan, paket bantuan pertama tersebut berisi rudal tambahan untuk HIMARS, peluru artileri berbagai kaliber, senjata antipesawat dan antitank, amunisi lainnya, dan peralatan pemeliharaan.
"Paket ini adalah bantuan tahap ke-55, dan bernilai hingga 300 juta dolar AS, dan mencakup kemampuan untuk mendukung kebutuhan pertahanan udara, artileri, dan anti-tank Ukraina," kata Ryder dikutip dari Ukrainska Pravda.
Senjata-senjata yang dikirimkan tersebut adalah rudal antipesawat Stinger, amunisi untuk HIMARS, peluru artileri 155 mm, termasuk munisi berdaya ledak tinggi dan cluster, serta peluru 105 mm.
Tahap baru ini mencakup 84 sistem anti-tank, amunisi senjata kecil, amunisi penghancur untuk pembersihan rintangan, dan suku cadang untuk kendaraan dan peralatan pendukung lainnya.
Ryder menjelaskan bahwa paket bantuan tersebut merupakan Otoritas Penarikan Presidensial atau paket PDA yang tidak membutuhkan persetujuan dari kongres AS.
Namun jumlahnya tidak sebanyak yang diharapkan segera disetujui DPR AS yaitu sekitar 60 miliar dolar AS.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.