Anak-Anak di Gaza Alami Malnutrisi, PBB: 1 dari 3 Balita Kekurangan Gizi Akut
Anak-anak di Gaza mengalami malnutrisi, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut satu dari tiga balita (bawah lima tahun) menderita kekurangan gizi akut.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Anak-anak di Gaza mengalami malnutrisi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut satu dari tiga balita (bawah lima tahun) menderita kekurangan gizi akut.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan kekurangan gizi akut makin meningkat di wilayah utara Palestina.
Pada hari Sabtu (16/3/2024), UNRWA mengatakan satu dari tiga anak di bawah usia dua tahun di Gaza utara kini mengalami kekurangan gizi akut.
“Malnutrisi pada anak-anak menyebar dengan cepat dan mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza,” kata UNRWA dalam sebuah postingan di media sosial, dikutip dari Al Jazeera.
"Kelaparan sedang mengancam. Tidak ada waktu untuk disia-siakan," UNRWA menekankan.
Dikutip dari Anadolu, pada hari Jumat (15/3/2024), UNICEF menyerukan pernyataan serupa.
"31 persen atau satu dari tiga anak di bawah usia dua tahun, di Jalur Gaza utara, menderita kekurangan gizi akut, peningkatan yang mengejutkan dari 15,6 persen pada bulan Januari," urai UNICEF.
Bahkan di Rafah, UNCIEF melanjutkan, hasil pemeriksaan terhadap anak-anak di bawah usia dua tahun meningkat dua kali lipat.
"(Awalnya) dari 5 persen yang mengalami kekurangan gizi akut pada bulan Januari menjadi sekitar 10 persen pada akhir bulan Februari,” tambahnya.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober yang dipimpin oleh Hamas yang menewaskan 1.163 orang.
Lebih dari 31.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan 73.546 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Baca juga: Satu dari 6 Anak Usia di Bawah Dua Tahun di Gaza Utara Alami Kurang Gizi Akut
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar pers makanan, air bersih dan obat-obatan.
Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Pada awal 2024, Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.