Pasukan NATO Sudah Terlibat dalam Perang Rusia, Turun ke Ukraina Sebagai 'Sukarelawan'
Pasukan NATO dan para pensiunannya telah terlibat dalam perang Ukraina melawan Rusia sejak awal invasi Rusia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Pasukan NATO dan para pensiunannya telah terlibat dalam perang Ukraina melawan Rusia sejak awal invasi Rusia.
Setidaknya keterlibatan mereka terjadi setelah Barat memutuskan memberi bantuan senjata ke Kiev.
Mereka berperan menjadi pengawas penggunaan senjata bantuan dari Barat yang dikirim ke Kiev.
Baca juga: Penampakan Bukti Peluru NATO di Tubuh Warga Palestina yang Dibantai Israel Saat Tunggu Bantuan
Surat kabar asal Spanyol melaporkan, bahwa negara-negara Barat terlibat dalam semua aspek permusuhan dua negara tetangga tersebut.
Personel NATO hanya tidak dilibatkan dalam pertempuran di garis depan.
Selama konflik terjadi, El Pais seperti dikutip Russia Today, pensiunan pasukan NATO ini memasok senjata, melatih para serdadu UKraina serta memberi informasi penargetan.
Para veteran asing ini bergabung dalam militer Ukraina sebagai sukarelawan, namun juga menjadi agen bagi negara asalnya.
Tugas mereka adalah memberikan “pengetahuan tentang situasi di garis depan, untuk mengidentifikasi efektivitas senjata yang dipasok dan kemungkinan masalah dalam penggunaannya, serta untuk mendeteksi kemungkinan kasus korupsi terkait bantuan yang diberikan,” klaim outlet tersebut.
Kehadiran pasukan NATO saat ini dan sebelumnya telah diakui secara diam-diam oleh para pejabat yang diwqawancara surat kabar Spanyol tersebut.
Pernyataan tersebut menggambarkan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron beberaa waktu lalu bahwa negara-negara Barat dapat mengirim tentara ke Ukraina sebagai “pelanggaran tabu,” dalam artian mengusulkan peran tempur aktif bagi personel militer Barat.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-754, Putin Klaim Menang Telak Amankan Jabatan ke-5 Sebagai Presiden
Meskipun segelintir pemimpin Barat mendukung posisi Macron yang menyatakan bahwa pengerahan pasukan untuk membantu Kiev dalam konflik dengan Rusia tidak dapat dikesampingkan, banyak pejabat – termasuk Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg – yang menolak gagasan tersebut.
Bulan lalu, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkapkan keterlibatan pasukan Inggris dan Prancis dalam mempersiapkan peluncuran rudal Ukraina, sambil menjelaskan mengapa Berlin tidak akan memasok senjata serupa ke Kiev.
Putin Telah Tahu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dirinya telah tahu kehadiran tentara NATO di Ukraina.
Putin memperingatkan kepada para 'sukarelawan' itu bahwa jika berani terlibat di dalam peperangan dengan Rusia maka risikonya akan menghadapi masa depan yang suram.
Ia mengatakan ada sejumlah pasukan Ukraina yang berbahasa Prancis dan Inggris yang akhirnya dihancurkan oleh Rusia dalam serangan rudal.
“Kami mendengar pidato bahasa Prancis dan Inggris di sana. Tidak ada yang baik dalam hal ini, pertama-tama bagi mereka, karena mereka meninggal di sana dan dalam jumlah besar,” kata Putin dalam pidato kemenangan Pilpres Rusia, Minggu.
Pemimpin Rusia ini juga mempertimbangkan potensi konflik skala penuh antara NATO dan Rusia, dan memperingatkan bahwa hal itu tidak dapat dikesampingkan.
“Segala sesuatu mungkin terjadi di dunia modern. Tapi semua orang tahu bahwa ini akan menjadi satu langkah lagi menuju Perang Dunia III skala penuh. Saya rasa tidak ada orang yang tertarik dengan hal itu,” ujarnya.