Tentara Israel Tangkap dan Telanjangi Para Jurnalis yang Sedang Bertugas di Rumah Sakit Gaza
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mencatat sebanyak 95 jurnalis terbunuh dalam konfik antara Israel dengan Hamas.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Tentara Israel menangkap koresponden Al Jazeera bernama Ismail Al-Ghoul saat meliput di Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza, Palestina, Senin (18/3/2024).
Setelah ditangkap, Al-Ghoul dianiaya pasukan Israel kemudian dibebaskan 12 jam kemudian.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, Al-Ghoul diseret tentara Israel saat bertugas di rumah sakit.
Pasukan Israel juga menghancurkan kendaraan awak media dan alat-alat siaran.
Setelah ditahan, Al-Ghoul menyebut pasukan Israel menangkapi para jurnalis yang berkumpul di ruangan yang biasa digunakan awak media di Rumah Sakit Al-Shifa.
Menurut dia para jurnalis itu ditelanjangi dan diperintahkan tiarap dalam kondisi mata tertutup dan tangan terikat.
Baca juga: Hamas dan Israel Mulai Diskusi Rincian Pertukaran Tawanan dan Gencatan Senjata
Al-Ghoul menyebut pasukan Israel siap menembakkan senapan untuk menakut-nakuti jika ada pergerakan dari para jurnalis.
Dikatakan bahwa sejumlah koleganya turut dibebaskan, tetapi tidak mengetahui kondisi maupun keberadaan mereka.
Rumah Sakit Al-Shifa selama ini menjadi tempat berkumpul jurnalis yang meliput agresi Israel ke Jalur Gaza yang telah berlangsung lebih dari lima bulan. Al-Shifa merupakan rumah sakit terbesar di Gaza.
Jurnalis Al Jazeera di Rafah, Hani Mahmoud menyebut Al-Ghoul "disiksa, dipukuli, dan ditahan militer Isral bersama awak media di lapangan."
Berdasarkan keterangan saksi mata, Mahmoud melaporkan banyak warga Palestina yang dipukuli dan tangannya diikat di balik punggung. Mereka kemudian diangkut truk miiter Israel dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui.
Mahmoud menambahkan, pasukan Israel juga menangkap lebih dari 80 warga Palestina lain, termasuk tenaga medis.
"Pasukan Israel membuat berbagai tuduhan bahwa mereka mencari orang-orang yang diburu di dalam kompleks tersebut, tetapi sejauh ini tidak menampilkan bukti apa pun untuk menjustifikasi apa yang terjadi di Al-Shifa," katanya.
Militer Israel sendiri menuduh Rumah Sakit Al-Shifa dijadikan tempat Hamas berkumpul dan menggunakannya sebagai "markas komando untuk menyerang Israel."