Terbongkar Tujuan Israel Serbu Lagi RS Al-Shifa dan Bunuh Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh
Pembunuhan Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh dijelaskan terkait niat Israel membentuk satuan pengamanan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Apa Tujuan Israel Serbu Lagi RS Al-Shifa dan Bunuh Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh?
TRIBUNNEWS.COM - Sekali lagi, pasukan pendudukan Israel (IDF) menyerbu Kompleks Medis Al-Shifa di Gaza, Senin (18/3/2024).
Seperti penyerbuan kompleks medis -yang merupakan kejahatan perang- pada November silam, Israel dianggap membuat kebohongan lain untuk membenarkan kejahatan dan invasi berulang mereka sepanjang perang.
Baca juga: Eks-Pejabat Mossad: Yahya Sinwar Permalukan Israel di Depan Mata Dunia, Dia Cekik Leher Kami
"Namun, mereka pulang dengan tangan kosong, selain meneror dan mengancam nyawa pasien dan pengungsi Palestina di rumah sakit," tulis ulasan Al Mayadeen, Kamis (19/3/2024).
Ulasan itu menyertakan analisis Hani al-Dali, seorang pakar urusan milisi Perlawanan Palestina, yang merinci tujuan Israel menyerbu RS Al-Shifa dan membunuh kepala kepolisian Palestina, Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh.
Baca juga: Brigade Al-Qassam Rilis Video Penembakan Perwira Elite IDF yang Pimpin Penyerbuan RS Al-Shifa
Siapakah Fayeq Al-Mabhouh?
Al-Dali mengungkapkan, Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh adalah saudara laki-laki dari anggota Brigade Al-Qassam, Mahmoud Al-Mabhouh.
Nama terakhir ini tewas setelah dipenjara selama 15 tahun di penjara Israel.
Al-Mabhouh berasal dari keluarga yang tak terhitung banyaknya berkorban untuk Palestina dan Masjid Al-Aqsa.
Dilaporkan, Al-Mabhouh telahbekerja di sektor publik di Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Palestina.
Artinya, Fayeq Al-Mabhouh merupakan aparat sipil sebuha negara sesuai hukum internasional.
Al-Dali mengklarifikasi kalau Rumah Sakit Al-Shifa berada dalam naungan departemen khusus dari kementerian itu sendiri yang mengelola dan menjaga rumah sakit, serta diatur dalam undang-undang Palestina.
Ini menjelaskan keberadaan Fayeq Al-Mabhouh di lokasi penyerbuan IDF tersebut. Ini jelas berbeda dari klaim IDF yang menyebut ada pejabat Hamas di lokasi kompleks medis tersebut.
Baca juga: Hari ke-164 Agresi Israel ke Gaza, IDF Serbu Kompleks RS Al-Shifa, Klaim Ada Pejabat Hamas
Al-Mabhouh dilaporkan dibunuh setelah dia menolak menuruti kemauan IDF untuk menyerahkan diri.
Sebaliknya, ia bentrok dengan pasukan pendudukan Israel, membunuh seorang Sersan Satu Brigade Nahal, dan melukai orang lain dengan senjata polisinya.
Baca juga: Israel Mau Persenjatai Warga Palestina, Situs Hamas: Yang Ikut Akan Diperlakuan dengan Tangan Besi
Trik Satuan Pengamanan Pengiriman Bantuan Kemanusiaan
Pembunuhan Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh dijelaskan terkait niat Israel membentuk satuan pengamanan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Dalih ini diciptakan Israel atas serentetan kejadian setelah insiden berdarah 'Flour Massacre' yang mereka ciptakan sendiri setelah menembaki langsung para warga Palestina yang sedang menunggu bantuan sehingga menimbulkan kekacauan setiap bantuan datang.
Al-Dali menyatakan kalau tugas pengamanan bantuan kemanusiaan itu sejatinya sudah dilakukan pasukan polisi Palestina.
"Al-Mabhouh ada di depan mereka, berkontribusi pada pencapaian bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Gaza, khususnya di utara, dan menegaskan keberhasilan mereka dengan bantuan klan lokal dan komite populer, serta penolakan kerja sama dengan pendudukan Israel oleh rakyat Palestina," tulis ulasan tersebut.
Al-Dali mencatat bahwa kerja sama seluruh komunitas Palestina di Gaza menggagalkan rencana Israel yang bertujuan untuk memicu kekacauan dan menggambarkan gambaran palsu tentang disorganisasi dalam pengiriman bantuan untuk membenarkan proyek kolonialnya, baik melalui intervensi atau pemaksaan Amerika Serikat dari otoritas baru.
Israel Tidak Memperoleh Apa Pun dari Serangan ke RS Al-Shifa
Mengenai serangan terhadap Rumah Sakit Al-Shifa, al-Dali mengatakan Israel mengklaim bahwa para pemimpin Perlawanan tinggal di kompleks medis tersebut.
"Mengingat pertama kali pasukan pendudukan Israel menyerbu rumah tersebut dengan kedok yang sama yang menyesatkan opini publik Israel dan global. Namun, IDF meninggalkan Al-Shifa tanpa bukti keberadaan personel Perlawanan atau terowongan, setelah menghancurkan seluruh fasilitas rumah sakit," katanya.
Al-Dali kemudian menegaskan kalau serangan ke RS Al-Shifa menunjukkan kekacauan pasukan militer pendudukan dan sifat pergerakan lapangan yang berubah-ubah.
Israel, menurut Al-Dali, sedang mencoba untuk memaksakan kemenangan khayalan, namun secara konsisten gagal mencapai kemenangan apa pun, menandakan hilangnya harapan dalam kemenangan signifikan meskipun perang telah memasuki bulan keenam.
Respons Hamas Atas Pembunuhan Al-Mabhouh
Hamas menyatakan, pembunuhan terhadap Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh merupakan bukti lain kejahatan perang Israel.
"Dilindungi oleh hukum humaniter internasional, pembunuhan terhadap Al-Mabhouh merupakan bukti lebih lanjut dari upaya musuh Nazi dalam menghasut kekacauan, memberikan dampak buruk terhadap keamanan masyarakat di Jalur Gaza, dan memperpanjang kondisi kelaparan yang diderita rakyat kami, sesuai dengan peraturan pengungsian dan rencana genosida yang telah mereka rencanakan terhadap kita," kata pernyataan Hamas.
Hamas, bagaimanapun, menegaskan bahwa rakyat Palestina dan pasukan keamanan mereka terus menyerang rencana Israel.
"Dan mencegah mereka menyebarkan kekacauan dan disorganisasi dalam masyarakat kita yang tangguh," kata Hamas.
(oln/almydn/*)