Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden AS Minta Israel Kirim Tim ke Washington Bahas Serbuan ke Rafah, Netanyahu Utus Gallant

panggilan telepon antara Netanyahu dan Biden, adalah yang pertama setelah lebih dari sebulan terputusnya komunikasi langsung.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Presiden AS Minta Israel Kirim Tim ke Washington Bahas Serbuan ke Rafah, Netanyahu Utus Gallant
Anadolu Agency
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan sahabatnya Benjamin Netanyahu 

Biden Minta Israel Kirim Tim ke Washington Bahas Serbuan ke Rafah, Netanyahu Kirim Gallant

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, dia meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengirimkan tim ke Washington untuk membahas rencana penyerangan Rafah.

Biden menambahkan, saat teleponan dengan Netanyahu, dia menekankan tentang pentingnya terkadinya gencatan senjata segera di Gaza yang akan berlangsung selama berminggu-minggu sebagai bagian dari perjanjian untuk membebaskan tahanan Israel.

Baca juga: Hasil Rapat Kabinet Perang Israel: Netanyahu Setujui Serbuan Darat IDF ke Rafah, Eksekusi Pekan Ini?

Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Minggu (17/3/2024) mengatakan kalau Netanyahu telah setuju untuk mengirim tim ke AS untuk membahas rencana Israel untuk menyerang Rafah tanpa melakukan invasi darat besar-besaran.

Pidato Sullivan disampaikan dalam pengarahan kepada wartawan dari Gedung Putih menyusul panggilan telepon antara Netanyahu dan Biden, yang pertama setelah lebih dari sebulan terputusnya komunikasi langsung.

Hal itu menandai meluasnya perselisihan antara kedua belah pihak terkait Perang Gaza.

AS menilai manajemen perang Israel di Gaza gagal mengurangi jumlah korban sipil seperti yang diminta.

BERITA REKOMENDASI

Menurut Sullivan, Netanyahu telah setuju untuk mengirim pejabat intelijen serta pekerja urusan kemanusiaan ke Washington dalam beberapa hari mendatang, untuk mendengarkan kekhawatiran AS mengenai rencana Israel saat ini untuk Rafah.

Pembahasan disebutkan juga terkait pengembangkan pendekatan alternatif yang menargetkan elemen utama Hamas di Kota Rafah dan mengamankan perbatasan Mesir-Israel tanpa invasi darat besar-besaran.

Sullivan mengatakan Amerika Serikat memperkirakan tidak Israel akan memulai invasi apa pun sampai pembicaraan diadakan dengan tim yang akan dikirim ke Washington.

Dia menyatakan bahwa Biden menolak argumen Netanyahu bahwa menyerang Rafah berarti mengalahkan Hamas, dengan mengatakan, "Setiap kali saya mendengar argumen yang mengatakan jika Rafah tidak diserbu, Anda tidak akan bisa mengalahkan Hamas."

Menurut Sullivan, Biden mengatakan dalam panggilan telepon tersebut bahwa Amerika Serikat prihatin dengan kehadiran lebih dari satu juta pengungsi di Rafah yang tidak memiliki tempat tujuan.

Sullivan mengatakan bahwa operasi darat besar-besaran di Rafah adalah sebuah kesalahan, dan akan menyebabkan kematian lebih banyak warga sipil tak berdosa, memperburuk krisis kemanusiaan, memperdalam kekacauan di Gaza, dan meningkatkan isolasi internasional Israel.

Dia juga menyatakan bahwa pembicaraan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas terus berlanjut meskipun ada tantangan, dan menambahkan, “Sejauh ini kesepakatan ini lebih sulit dipahami daripada yang kami harapkan, namun kami akan terus memberikan tekanan karena kami menganggap ini sebagai prioritas mendesak."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas