Anggota Kongres AS: Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata Perang di Gaza
Pemerintah Israel disebut menggunakan kelaparan sebagai senjata perangnya di Gaza.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) keturunan Palestina-Amerika, Rashida Tlaib, menyebut Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza.
Rashida Tlaib menuduh pemerintah Israel melakukan beberapa kejahatan terhadap kemanusiaan terburuk 'abad ini' dalam perangnya di Gaza.
“Ini bukan kecelakaan tragis,” ungkap Tlaib dalam pidatonya pada Kamis (21/3/2024), dilansir Al Jazeera.
“Apa yang kita saksikan di seluruh dunia adalah pemerintah Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang."
"Kelaparan ini merupakan akibat dari pengepungan total di Gaza dan sengaja menargetkan produksi pangan lokal, infrastruktur, dan menghalangi konvoi bantuan," papar Rashida Tlaib.
Menurutnya, tidak ada yang bersifat kemanusiaan dalam gencatan senjata sementara.
Tlaib mengatakan, gencatan senjata sementara hanya menunda serangan gencar terhadap warga sipil Palestina.
Sebaliknya, ia menyerukan gencatan senjata yang abadi dan permanen sebagai satu-satunya solusi terhadap perang.
“Anak-anak Palestina berhak untuk hidup."
"Bahan-bahan tersebut tidak dapat dibuang,” tegas Tlaib.
UE dan AS Terus Menekan untuk Gencatan Senjata
Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa (UE) telah mengatasi perbedaan pendapat mereka dengan menyerukan jeda kemanusiaan segera yang mengarah pada gencatan senjata yang berkelanjutan di Gaza.
Baca juga: Pembangunan Dermaga Darurat di Gaza Dikebut AS, Diklaim Bisa Digunakan 1 Mei 2024
AS diperkirakan akan membawa resolusi ke pemungutan suara di PBB yang menyerukan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan tanpa penundaan.
Deklarasi Uni Eropa, pada pertemuan puncak di Brussel pada Kamis malam, menandai pertama kalinya para pemimpin Eropa menyetujui deklarasi mengenai Timur Tengah sejak Oktober 2023.
Rancangan resolusi AS yang akan diajukan melalui pemungutan suara di dewan keamanan PBB pada Jumat (22/3/2024) pagi juga mencerminkan urgensi yang lebih besar dalam posisi Washington.