Embargo Kanada Picu Efek Bola Salju, Israel Ketar-ketir Barat Berpaling Ikut Setop Pasok Senjata
Pemerintah Kanada melalui Menteri Luar Negeri Melanie Joly menyampaikan keputusan embargo penjualan senjata ke Israel.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Atas dasar kemanusian, Pemerintah Belanda juga ikut bergabung dengan yang lainnya dengan menghentikan ekspor suku cadang jet tempur F-35 ke Israel.
Pemerintah Belanda menilai pengiriman suku cadang pesawat membuat negaranya terlibat dalam kemungkinan kejahatan, oleh karenanya Belanda memutuskan untuk berhenti memasok senjata perang ke negara Zionis itu.
Pasokan AS Jadi Harapan Israel
Meski Amerika berulang kali melontarkan ancaman embargo ke PM Netanyahu, namun sejak tahun 2000 Washington nyatanya belum menerapkan pembatasan senjata apapun terhadap Israel.
Menurut data yang dihimpun Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), selama periode 2010-2022 ada 39 kontrak pengiriman senjata dari Amerika ke Israel yang nilainya mencapai 9,8 miliar dolar AS.
Tak hanya rudal, dalam kontrak kerjasama tersebut Amerika turut mengirimkan berbagai macam senjata penunjang perang diantaranya bom, , alat peluncur roket, kendaraan perang dan mesinnya, helikopter militer, serta pesawat tempur dan aksesorisnya.
Hubungan mesra yang terjalin antara Amerika Serikat dengan Israel bahkan membuat Washington rela mengirimkan bom presisi Spice Family Gliding Bomb Assemblies dengan nilai 320 juta dolar atau setara Rp5 triliun untuk Israel.
Baru – baru ini Amerika juga turut memesan pesawat tempur tambahan untuk memperkuat skuadron A-10, F-15 dan F-16 di pangkalan militer Israel.
Kedekatan ini yang membuat Amerika kini menjadi harapan bagi Israel di tengah maraknya embargo senjata yang dilakukan sejumlah negara sekutu.