Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Bantah Jadi Dalang Dalam Penembakan Berdarah di Moskow yang Tewaskan 60 Orang

Ukraina membantah menjadi dalang di balik serangan teror dengan senjata otomatis di sebuah gedung pertunjukan yang menewaskan 60 orang.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ukraina Bantah Jadi Dalang Dalam Penembakan Berdarah di Moskow yang Tewaskan 60 Orang
President.gov.ua
Mykhailo Podolyak, ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM. KIEV –  Ukraina membantah menjadi dalang di balik serangan teror dengan senjata otomatis di sebuah gedung pertunjukan di dekat kota Moskwa, Rusia, yang menewaskan 60 orang dan ratusan orang luka, Jumat, 22 Maret 2024.

Mykhailo Podolyak, ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa negaranya tidak terlibat dalam penembakan berdarah di gedung konser Moskow, Rusia yang menewaskan 60 orang dan melukai lebih dari 145 warga sipil.

"Ukraina tentu saja tidak ada hubungannya dengan penembakan atau ledakan di Balai Kota Crocus. Itu sama sekali tidak masuk akal," kata cuitan Asisten Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak di X.

Pernyataan itu dilontarkan usai dunia digemparkan dengan insiden penembakan massal yang dilakukan 5 orang bertopeng di Balai Kota Crocus, Krasnogorsk, Moskow saat band rock veteran Picnic akan menggelar pertunjukan konser musik, Jumat (22/3/2024).

Dalam video yang beredar di media sosial, beberapa pengunjung yang panik meminta bantuan dari atap gedung konser yang terbakar di belakang mereka.

Sementara dalam cuplikan lainnya orang-orang berteriak, berusaha merangkak keluar dari tempat pertunjukan musik saat para teroris mulai melakukan penembakan jarak dekat ke para warga sipil.

Berita Rekomendasi

"Ada tiga penjaga keamanan lainnya dan mereka bersembunyi di balik papan iklan,para penyerang itu berjarak 10 meter dari kami, mereka mulai menembaki orang-orang di lantai dasar secara acak,” ujar salah satu penjaga keamanan Balai Kota Crocus.

Meski Kiev dan Moskow selama dua dasawarsa sedang berperang, namun Podolyak menegaskan bahwa Ukraina hanya berperang di medan tempur.

Baca juga: AS Klaim Sudah Ingatkan Rusia Soal Serangan Terorisme di Moskow, Tapi Diabaikan Putin

Ia juga mengklaim Ukraina tidak pernah dengan terpaksa menggunakan metode teroris lantaran serangan teroris tidak menyelesaikan masalah apa pun.

Pernyataan itu dirilis untuk mengantisipasi apabila Rusia akan menggunakan serangan itu untuk membenarkan konflik yang sedang berlangsung dan meningkatkan operasi sebagai bagian dari “propaganda militer” di Ukraina.

Baca juga: Motif ISIS-K Lakukan Serangan Teror di Konser Musik di Moskow Rusia

Sementara itu dalam pernyataan terpisah, Intelijen Pertahanan Ukraina (HUR) mengklaim penembakan itu sebagai “provokasi yang direncanakan dan disengaja oleh dinas khusus Rusia” atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Kami menganggap tuduhan tersebut sebagai provokasi yang direncanakan oleh Kremlin untuk semakin mengobarkan histeria anti-Ukraina di masyarakat Rusia, menciptakan kondisi untuk meningkatkan mobilisasi warga Rusia untuk berpartisipasi dalam agresi kriminal terhadap negara kami dan mendiskreditkan Ukraina di mata dunia internasional,” kata kementerian Ukraina dikutip dari Anadolu.

Baca juga: ISIS Akui Serang Balai Kota Crocus Moskow saat Ada Gelaran Konser, 60 Orang Tewas & Ratusan Terluka

"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk dengan tegas menolak tuduhan palsu Rusia atas dugaan keterlibatan Ukraina dalam penembakan di Krasnogorsk dan untuk memperkuat dukungannya bagi negara kami dalam melawan serangan kriminal Rusia," imbu kementerian Ukraina.

ISIS Klaim Jadi Dalang Penembakan Massal di Moskow

Pasca insiden itu terjadi, kelompok Negara Islam Provinsi Khorasan (ISKP) yang merupakan afiliasi regional dari organisasi teroris ISI Smemberikan pernyataan dengan mengklaim mereka lah dalang penembakan maut yang menewaskan 60 orang tersebut.

ISIS menyatakan, serangan itu dijalankan secara sukses. Para penyerang diklaim sudah mundur ke markas mereka dengan selamat.

"Pejuang ISIS menyerang sebuah pertemuan besar di pinggiran ibu kota Rusia," kata ISIS dalam sebuah pernyataan di Telegram.

Belum diketahui secara pasti apa motif dari serangan berdarah yang dilakukan ISIS di ibu kota Rusia itu, namun melansir dari The Guardian penembakan massal itu dilakukan ISIS sebagai bentuk balasan atas sikap Putin yang mengubah arah perang saudara di Suriah dengan melakukan intervensi pada tahun 2015, serta mendukung Presiden Bashar al-Assad melawan oposisi dan ISIS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas