Pengakuan Tersangka Teroris di Rusia, Tak Mengenal Siapa Dalangnya
petugas keamanan Rusia telah membekuk sebanyak 11 tersangka teror yang menewaskan setidaknya 133 orang dan 150 luka-luka
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Salah satu tersangka teror di Bakali Kota Crocus, pinggiran Moskow, Rusia mengaku akan dibayar sebanyak 500 ribu rubel atau Rp 85 juta untuk melakukan aksinya.
Video di saluran Telegram "112" mempublikasikan pengakuan pelaku setelah ditangkap pada Sabtu (24/3/2024) dinihari.
Diberitakan sebelumnya, petugas keamanan Rusia telah membekuk sebanyak 11 tersangka teror yang menewaskan setidaknya 133 orang dan 150 luka-luka dalam sebuah konser di Crocus, pinggiran Kota Moskow.
Baca juga: Korban Serangan di Moskow Bertambah Jadi 115 Orang, FSB Rusia: Pelaku Punya Kontak Ukraina
Dari 11 tersangka, empat diantaranya adalah orang yang mengeksekusi para korban dengan senapan serbu.
Pria yang mengaku bernama Faydullin Shamsetdin tersebut dalam keterangannya mengatakan, berangkat dari Turki ke Rusia dan tiba pada 4 Maret lalu. Sebelum beraksi dia telah dibayar sebanyak setengah dari uang yang dijanjikan.
Dia diberi setengah jumlah tersebut sebagai uang muka, tetapi dia kehilangan kartu beserta uangnya.
Faydullin disebut-sebut sebagai pemimpin operasi penembakan tersebut namun tidak berada di lokasi. Namun dalang terornya ia hanya kenal melalui media sosial sebagai “asisten pengkhotbah.”
Pria ini nekad melakukan teror setelah melakukan percakapan dengan “asisten pengkhotbah” dan diarahkan segala hal yang harus dilakukan.
Seperti halnya senjata yang mereka gunakan, telah disediakan oleh orang lain yang mereka juga tidak tahu.
"Kami menghubungi mereka (pelaku lain) sekitar sebulan yang lalu melalui Telegram dan menawarkan uang agar dia menembak orang di Crocus," katanya.
Baca juga: Rusia Tangkap 11 Tersangka Serangan Teror: Aksi Kejar-kejaran Mobil hingga Perburuan di Hutan
Pemimpin teroris tersebut mengatakan kepada petugas penegak hukum bahwa dia membeli mobil dan akan bekerja di Moskow, namun kemudian bertemu dengan seorang pria bernama “Abdullo.”
Pria itu berkomunikasi hanya melalui seorang penerjemah. Dia membeli Renault putih di Jalan Raya Dmitrovskoe dari kerabat teman barunya.
Sehari sebelumnya, serangan teroris terjadi di Balai Kota Crocus di wilayah Moskow: tersangka berkamuflase menyerbu masuk ke ruang konser dan melepaskan tembakan dengan senjata otomatis, dan juga menyalakan api.
Komite Investigasi Rusia membuka kasus pidana terkait serangan teroris. Data terakhir, jumlah korban meninggal sebanyak 133 orang.