Pelaku Teror Moskow Ngaku Dibayar Rp 85 Juta, Rusia Tuduh AS Sengaja Kambinghitamkan ISIS
Termasuk empat orang pelaku yang terlibat langsung dalam penembakan di Balai Kota Crocus itu juga ikut diringkus.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Pihak keamanan Rusia telah menangkap 11 orang yang diduga sebagai dalang serangan membabi buta di lokasi konser musik Moskow, Rusia, Jumat (22/3/2024) lalu.
Termasuk empat orang pelaku yang terlibat langsung dalam penembakan di Balai Kota Crocus itu juga ikut diringkus.
Setelah diinterogasi, seorang pelakumengaku dijanjikan bayaran USD5.400 atau setara Rp 85 juta untuk melakukan aksinya.
Penembakan membabi buta itu menewaskan 137 orang dan tiga korban adalah anak-anak.
ISIS Ngaku Tanggungjawab
ISIS mengaku bertanggung jawab atas tragedi paling berdarah di Rusia dalam satu dekade terakhir.
Seperti dikutip TASS, berdasarkan postingan video Pemimpin Redaksi RT, Margarita Simonyan di Telegram, salah seorang yang ditangkap mengatakan ia dijanjikan 500.000 ruble atau USD 5.400 untuk ikuit melakukan serangan.
“Saya menembaki orang di Crocus untuk uang. (Saya djanjikan) sekitar 500.000,” tutur pria yang tak disebutkan identitasnya itu dalam video tersebut.
Pelaku mengatakan sekitar setengah dari uang tersebut telah ditransfer ke dalam tabungannya.
Ia pun telah dijanjikan akan menerima separuh lagi uangnya nanti setelah tugasnya dilakukan.
Ia mengaku kehilangan kartu tabungannya saat berusaha kabur dari kejaran petugas penega hukum.
Sementara itu, tiga dari empat tersangka telah mengaku bersalah.
Empat orang terdakwa Dalerzhon Mirzoyaev (32 tahun), Saidakrami Rachabaluzid (30 tahun) Mukhammadsobir Faizov (19 tahun), dan Shamsidin Fariduni (25 tahun).
Mereka didakwa karena melakukan serangan terorisme secara nberkelompok yang mengakibatkan kematian orang lain.
Pelanggaran tersebut diancam dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup.
Pengadilan memerintahkan mereka, yang semua warga negara Tajikistan, ditahan sebelum persidangan hingga 22 Mei.
Rusia Bilang ISI Hanya Kambing Hitam
Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) melindungi Ukraina atas serangan teroris di Moskow yang membunuh ratusan orang.
ISIS mengaku menjadi dalang pembantaian yang menewaskan 137 orang pada konser di Balai Kota Crocus, Moskow, Jumat (22/3/2024).
Namun Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan Ukraina memiliki peranan dalam serangan teror itu.
Ia mengatakan para pelaku bersembunyi dan menuju Ukraina setelah melakukan aksinya.
Sedangkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menuduh AS melindungi Ukraina dengan menjadikan ISIS sebagai kambing hitam.
“Insinyur politik Amerika menyudutkan diri mereka sendiri dengan cerita bahwa serangan Balai Kota Crocus dilakukan oleh kelompok teroris ISIS,” ujar Zakharova dilansir dari TASS, Senin (25/3/2024).
“Oleh karena itu, setiap hari Washington melakukan penyelamatan di wilayahnya di Kiev, dan untuk menutupi dirinya dan rezim Zelenskyy yang mereka ciptakan dengan orang-orangan sawah dan ISIS,” sambungnya.
Zakharova mencatat, sejumlah faktor secara langsung dan tak langsung menunjukan keterlibatan Pemeerintah AS dalam mensponsori terorisme Ukraina.
“Miliaran dolar dan jumlah senjata yang belum terjadi sebelumnya, yang diinvestasikan tanpa akuntabilitas dan menggunakan skema korupsi ke dalam rezim Kiev, retorika agresif terhadap Rusia, nasionalisme fanatik, larangan perundingan damai mengenai Ukraina secara paksa,” tutur Zakhariva.
“Serta penolakan untuk mengutuk serangan teror selama bertahun-tahun yang dilakukan rezim Kiev, dan dukungan informasi serta politik yang sangat besar terhadap siapa pun, bahkan tindakan Zelenskyy yang paling keji sekali pun,” sambungnya.
Zakharova juga mencatat bahwa sebelumnya, intervensi AS dalam urusan Timur Tengah telah menyebabkan munculnya penguatan dan pelembagaan sejumlah kelompok radikal dan teroris yang masih aktif di wilayah itu hingga hari ini.