Alasan AS Tidak Veto Resolusi DK PBB: Setop Agresi, Demi Redakan Penderitaan Warga Palestina
Keputusan ini diambil Amerika menyusul langkah 14 anggota dewan lainnya yang telah lebih dulu menyerukan gencatan senjata untuk Gaza.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) memilih untuk tidak veto atau abstain dalam pemungutan suara draf resolusi gencatan senjata Gaza terbaru di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB).
Keputusan ini diambil Amerika menyusul langkah 14 anggota dewan lainnya yang telah lebih dulu menyerukan gencatan senjata untuk Gaza.
Dengan abstainnya Amerika dalam pemilihan kali ini, maka resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza resmi lolos .
Baca juga: Apresiasi Resolusi DK PBB, HNW: Gencatan Senjata Di Gaza Harus Segera Dilaksanakan
Dengan begitu Israel wajib melakukan gencatan senjata segera di bulan Ramadhan serta melakukan pembebasan semua sandera dengan tanpa syarat sesegera mungkin, sebagaimana dikutip dari AL Jazeera.
"Kami menghargai kesediaan anggota Dewan untuk melakukan beberapa perubahan dan menyempurnakan resolusi ini. Namun, perubahan penting tertentu diabaikan, termasuk permintaan kami untuk menambah kecaman terhadap Hamas," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield
Greenfield menyampaikan resolusi ini adalah salah satu bentuk dukungan terhadap upaya diplomatik yang dipimpin oleh AS, Qatar, dan Mesir untuk mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan dan memastikan pembebasan semua tawanan, serta membantu meredakan penderitaan warga Palestina di Gaza.
"Amerika Serikat sepenuhnya mendukung tujuan kritis ini," ujar Linda Thomas-Greenfield.
"Amerika Serikat sepenuhnya mendukung tujuan kritis ini," imbuh Linda Thomas-Greenfield.
Netanyahu Murka, Ogah Utus Delegasi ke Washington
Usai voting di DK PBB, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang murka memutuskan untuk batal mengirim delegasi ke Washington, terkait diskusi rencana invasi Zionis di Rafah.
Langkah ini diambil Netanyahu setelah karna sikap AS yang tidak memveto resolusi yang menyerukan gencatan senjata selama Ramadhan di rapat Dewan Keamanan PBB, Senin (25/3/2024).
Netanyahu menyebut kegagalan AS memveto resolusi tersebut merupakan "kemunduran yang jelas dari posisi AS yang konsisten" sebelumnya, dan akan merugikan upaya perang Israel serta upaya untuk membebaskan lebih dari 130 sandera yang masih ditahan Hamas.
Merespon batalnya kunjungan Israel ke Washington, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih AS, John Kirby,akhirnya buka suara.
Ia mengatakan bahwa AS "sangat kecewa" karena delegasi Israel tidak jadi berkunjung. Dia kemudian menegaskan bahwa sikap abstain Washington di Dewan Keamanan PBB "tidak mewakili perubahan" dalam kebijakan AS.
"Kami konsisten dalam mendukung gencatan senjata sebagai bagian dari kesepakatan (pembebasan) sandera," tegas Kirby.