Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mayoritas Impor Senjata Israel dari AS dan Jerman, 69 Persen dari AS dan 30 Persen dari Jerman

Ada tekanan internasional terhadap Israel kerena ada kekhawatiran bahwa senjata-senjata yang masuk ke Israel digunakan untuk melakukan kejahatan.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Mayoritas Impor Senjata Israel dari AS dan Jerman, 69 Persen dari AS dan 30 Persen dari Jerman
khaberni/HO
KRISIS AMUNISI DAN PERSENJATAAN - Tentara Israel dilaporkan mengalami krisis amunisi dan persenjataan memasuki lima bulan lebih perang Gaza melawan Hamas. 

Mayoritas Impor Senjata Israel dari AS dan Jerman, 69 Persen dari AS dan 30 Persen dari Jerman

TRIBUNNEWS.COM- Ada tekanan internasional terhadap Israel kerena ada kekhawatiran bahwa senjata-senjata yang masuk ke Israel digunakan untuk melakukan kejahatan serius terhadap warga.

Dengan meningkatnya tekanan dari para pengkritik Israel secara global untuk berhenti memasok senjata ke Israel.

Satu alasanny adalah kekhawatiran bahwa senjata tersebut digunakan untuk melakukan kejahatan serius terhadap warga sipil di Gaza.

Data terbaru mengungkapkan bahwa sebagian besar impor senjata Israel berasal dari perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat dan Jerman.

Dengan meningkatnya tekanan dari para pengkritik Israel secara global untuk berhenti memasok senjata ke Israel, dengan alasan kekhawatiran bahwa senjata tersebut digunakan untuk melakukan kejahatan serius terhadap warga sipil di Gaza.

Data terbaru itu mengungkapkan bahwa sebagian besar impor senjata Israel berasal dari perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat dan Jerman.

Berita Rekomendasi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), 69 persen akuisisi senjata Israel bersumber dari perusahaan-perusahaan AS, dengan 30 persen berasal dari Jerman dan 0,9 persen dari Italia.

“Pada akhir tahun 2023, AS dengan cepat mengirimkan ribuan bom dan rudal berpemandu ke Israel, namun total volume impor senjata Israel dari AS pada tahun 2023 hampir sama dengan tahun 2022. Pada akhir tahun 2023, pengiriman senjata yang tertunda senjata utama ke Israel termasuk 61 pesawat tempur dari AS dan 4 kapal selam dari Jerman,” demikian bunyi laporan SIPRI.

Ia menambahkan bahwa penjualan jet tempur oleh AS ke Israel dalam beberapa dekade terakhir telah memainkan peran besar dalam tindakan militer Israel melawan Hamas dan Hizbullah.

Kecuali satu helikopter yang diproduksi oleh Airbus Helicopters Perancis, semua pesawat berawak di Angkatan Udara Israel berasal dari Amerika, lapor Times of Israel.

Israel sangat bergantung pada pemasok asing untuk berbagai komponen pesawat tempur, helikopter, kapal perang, dan kapal selamnya termasuk negara-negara seperti Inggris, Kanada, dan Belanda.

Inggris terus memberikan dukungan militer kepada Israel meskipun ada kekhawatiran internasional seputar tindakan Israel di wilayah pendudukan Palestina, dengan produsen Inggris memasok 15 persen komponen untuk jet tempur F-35.

Kementerian Pertahanan juga baru-baru ini mengungkapkan bahwa sembilan pesawat militer Israel telah diizinkan untuk mendarat dan berangkat dari pangkalan Inggris, dan sekitar 50 pesawat Angkatan Udara Kerajaan telah melakukan penerbangan ke Israel sejak 7 Oktober.

Ratusan politisi dari 12 negara telah menyerukan embargo senjata terhadap Israel, dan menganggapnya sebagai tindakan yang perlu baik dari segi moral maupun hukum.

Gerakan ini terjadi setelah Pengadilan Banding di Den Haag mengamanatkan Belanda untuk menghentikan ekspor komponen F-35, menyoroti kekhawatiran atas potensi keterlibatan Israel dalam pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Gaza.

Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, pekan lalu juga mengumumkan penghentian ekspor senjata ke Israel sehubungan dengan agresi yang sedang berlangsung di wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Jumlah korban jiwa sejak 7 Oktober kini mencapai 32.226 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 74.518 lainnya luka-luka.

Terlebih lagi, perang telah mendorong 85 persen penduduk wilayah tersebut keluar dari rumah mereka, menghancurkan atau merusak sebagian besar infrastruktur daerah kantong tersebut dan menciptakan kondisi kelaparan karena pengiriman bantuan masih sangat tidak mencukupi.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam keputusan sementara pada bulan Januari, memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

(Sumber: Middle East Monitor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas