Wasekjen PIJ: AS Ingin Perang di Gaza Berlanjut, Perselisihan Biden-Netanyahu Cuma Sandiwara
meskipun resolusi DK PBB mencerminkan isolasi yang dialami Israel di seluruh dunia, namun secara praktis resolusi tersebut tidak akan mengubah apapun
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Wasekjen PIJ: AS Ingin Perang di Gaza Berlanjut, Perselisihan Biden-Netanyahu Cuma Sandiwara
TRIBUNNEWS.COM - Mohammad al-Hindi, Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam di Palestina, memberikan gambaran mengenai situasi dan perkembangan negosiasi pertukaran tahanan, serta dampak dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza.
Berbicara kepada Al Mayadeen dalam sebuah wawancara khusus, al-Hindi menegaskan pada Selasa (27/3/2024) bahwa meskipun resolusi DK PBB tersebut mencerminkan isolasi yang dialami Israel di seluruh dunia, namun secara praktis resolusi tersebut tidak akan mengubah keadaan apa pun.
Baca juga: Hamas Sambut Resolusi DK PBB: Siap Bebaskan Sandera dan Letakkan Senjata, Israel Marah-Marah ke AS
Dia menunjukkan kalau Amerika Serikat dan entitas pendudukan Israel adalah sekutu.
Perbedaan pendapat antara keduanya bersifat taktis dan bukan strategis.
Ia menegaskan, hubungan dua negara ini lebih luas dan strategis dibandingkan hubungan Biden dan Netanyahu.
"Mengenai pertikaian publik baru-baru ini antara AS dan Israel, ia menggambarkannya sebagai hal yang bersifat teatrikal dan menambahkan bahwa hal tersebut pada akhirnya menguntungkan Netanyahu, yang berusaha menampilkan dirinya sebagai satu-satunya pihak yang menentang pemerintahan Biden," kata laporan Al Mayadeen merujuk pada pernyataan al-Hindi.
Al-Hindi menjelaskan, keputusan lembaga internasional akan dilaksanakan ketika mereka melayani kepentingan AS, dan saat ini Washington tidak cenderung mengaktifkannya.
Baca juga: Yakin AS Pasang Badan, Menteri Israel Sebut IDF Tak Tunduk ke Resolusi PBB dan Segera Serbu Rafah
AS Ingin Perang di Gaza Terus Berlanjut
Wakil ketua PIJ tersebut menyatakan kalau Israel menunda perundingan soal negosiasi pertukaran tahanan.
Dia menekankan bahwa tindakan Israel berlawanan, meskipun terdapat tuntutan yang jelas dan spesifik dari gerakan milisi Perlawanan, yang telah menunjukkan fleksibilitas dalam negosiasi.
“Namun, Netanyahu menghalangi seluruh proses,” tegasnya.
Dia menambahkan bahwa para tawanan Israel adalah kartu kemenangan di tangan Perlawanan, dan Israel ingin membebaskan mereka dengan harga yang murah.
Dia menegaskan, Tentara Israel telah gagal mendapatkan satu pun tawanan melalui cara militer, meskipun ada klaim dari Netanyahu, yang terus-menerus berbicara kalau IDF sukses mencapai "kemenangan yang menentukan".
(oln/almydn/*)