Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sumber Mesir: Israel Tidak Mau Gencatan Senjata Permanen, akan Serang Rafah setelah Lebaran

Israel diduga telah memberi tahu Mesir bahwa mereka akan melanjutkan invasi darat ke Rafah setelah Idul Fitri, yang menandai akhir Ramadhan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Sumber Mesir: Israel Tidak Mau Gencatan Senjata Permanen, akan Serang Rafah setelah Lebaran
MOHAMMED ABED / AFP
Orang-orang memeriksa kerusakan di reruntuhan masjid setelah pemboman Israel, di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 12 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel tidak akan melakukan serangan darat ke Rafah setidaknya sampai Hari Raya Idul Fitri, menurut sumber Mesir yang berbicara kepada cabang outlet The New Arab, Rabu (27/3/2024).

Israel dilaporkan telah memberi tahu pemerintah Mesir mengenai niatnya untuk melanjutkan operasi Rafah, tanpa menentukan tanggal pastinya.

Namun Israel mengindikasikan, bahwa operasi tersebut tidak akan dilakukan sebelum lebaran, sekitar tanggal 9 April.

Sumber tersebut, mengatakan kepada Al-Araby-Al-Jadeed bahwa komunikasi keamanan antara pihak Mesir dan Israel berlangsung hampir setiap hari.

Tetapi pihak Israel tidak mengungkapkan niat sebenarnya mengenai operasi Rafah.

“Kairo telah menerima jaminan bahwa, jika operasi militer di Rafah dilaksanakan, operasi tersebut akan ditujukan untuk tujuan tertentu,” tambah sumber tersebut.

Sebelumnya, Israel mengumumkan rencana untuk menyerang Rafah pada awal Ramadhan bulan lalu.

BERITA REKOMENDASI

Tetapi serangan tersebut, tidak terlaksana karena tekanan dari AS.

Pengungsi Palestina berjalan di antara kios-kios di pasar jalanan darurat di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 14 Maret 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Pengungsi Palestina berjalan di antara kios-kios di pasar jalanan darurat di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 14 Maret 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (MOHAMMED ABED / AFP)

Kini, menurut sumber Mesir, Israel akan tetap melancarkan serangan terhadap kota di selatan Gaza tersebut dan tidak akan menerima gencatan senjata permanen.

“Pihak Mesir tahu bahwa tidak akan ada gencatan senjata permanen di Jalur Gaza karena Israel tidak akan membiarkan Hamas memperbaiki kondisi lapangannya, menambah pasukannya, mengulur waktu, dan mengatur napas,” kata sumber itu.

Rabu lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan persiapan tentara Israel untuk operasi militer darat di kota Rafah namun menyatakan hal itu akan memakan waktu.

Baca juga: PBB Sahkan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Ben-Gvir Malah Serukan Serangan Darat ke Kota Rafah

Setelah itu, di Dewan Keamanan PBB, AS abstain dalam pemungutan suara mengenai resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza selama sisa bulan Ramadhan.


Sebagai respons, Israel membatalkan jadwal kunjungan delegasinya ke Washington, yang akan membahas alternatif AS selain operasi Rafah.

Meski begitu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant diizinkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken pada hari Selasa (27/3/2024).

Dalam pertemuan tersebut, Blinken menegaskan kembali penentangan AS terhadap operasi darat besar-besaran di Rafah, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri.

Demikian pula, pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry juga menyatakan penolakan Mesir dan peringatan tegas terhadap operasi militer Israel di Rafah.

Mesir menyebut bencana kemanusiaan akan terjadi jika Israel menyerang Rafah, yang akan menjadi tidak terkendali dan menyebabkan komplikasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Rafah kini dipenuhi oleh 1,3 juta warga Palestina, yang sebagian besar berasal dari wilayah lain di Gaza yang sebelumnya menjadi sasaran Israel.

Update Situasi di Jalur Gaza

Mengutip Aljazeera, setidaknya 32.552 warga Palestina telah tewas dan 74.980 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang dan puluhan orang masih ditawan.

Rekaman yang diperoleh Al Jazeera menunjukkan pria-pria Palestina yang tidak bersenjata, salah satunya berulang kali melambaikan kain putih sebagai tanda menyerah, ditembak mati oleh pasukan Israel.

Israel kemudian menguburkan tubuh mereka dengan buldoser di dekat Kota Gaza.

Hamas mengutuk pembunuhan tersebut, dengan mengatakan bahwa itu adalah bukti lebih lanjut dari skala fasisme dan kriminalitas yang mengatur perilaku Zionis.

Sementara itu setidaknya sembilan orang tewas dalam dua serangan terpisah Israel di selatan Lebanon ketika pertempuran dengan Hizbullah terus meningkat.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas