Ukraina Masuk Jebakan Rusia, Kini Tinggal Pilih Kehilangan Serdadu Atau Wilayah
Serangan bertubi-tubi yang dilakukan oleh Rusia di wilayah Ukraina benar-benar melemahkan Ukraina.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Serangan bertubi-tubi yang dilakukan oleh Rusia di wilayah Ukraina benar-benar melemahkan Ukraina.
Seorang pensiunan jenderal angkatan darat Prancis yang juga pemimpin redaksi Revue Defense Nationale Jerome Pellistrandi mengatakan, kini Kiev sedang dituntun menuju jebakan Moskow di mana nantinya mereka harus memilih kehilangan serdadu atau kehilangan wilayah.
Gerakan ofensif yang dilakukan pasukan Vladimir Putin membuat kerusakan yang nyata di kubu lawannya. Sebagai contohnya, sejumlah kota mengalami pemadaman akibat pembangkit listrik hancur.
Baca juga: Pembela Zelensky Dipecat, Jadi Korban Perombakan Sistem Pemerintahan Ukraina
Semikian juga dengan fasilitas-fasilitas militer seperti pabrik drone dan senjata lainnya yang mengalami kerusakan dan sementara berhenti berproduksi.
“Moskow sebenarnya telah menghadirkan dilema taktis kepada komando Ukraina, memaksa mereka untuk memilih antara melindungi wilayah dengan risiko kerugian besar, atau mundur dan menyerah,” kata Pellistrandi dalam sebuah wawancara untuk outlet Perancis La Depeche, Rabu (29/3/2024).
Sejak menaklukkan kota strategis Avdiivka pada Februari lalu, jelas Pellistrandi, Moskow terus merangsek ke barat lebih dalam ke wilayah Ukraina. Pengamat militer ini mengatakan pasukan Putin ini bakalan mencaplok Chasov Yar dan Kharkiv.
Selain Avdiivka, Moskow juga telah merebut kota Krasnoe (dikenal di Ukraina sebagai Ivanivske), sebelah barat Artyomovsk (Bakhmut).
“Ini mencerminkan keinginan untuk menguras tenaga musuh,” katanya.
Militer Moskow, jelasnya, tahu betul bahwa pasukan Volodymyr Zelensky kekurangan senjata. Karenanya mereka terus menerus menembaki wilayah-wilayah ini, tentara Rusia pada akhirnya mencegah Ukraina membangun kembali pertahanan mereka.
"Ini adalah cara untuk memaksa mereka menyerah dan menghabiskan persediaan senjata mereka,” ujarnya.
Baca juga: Terus Dibombardir, Ukraina Mengaku Telah Mentok Pasukan Tak Bisa Menyerang Hanya Mampu Bertahan
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan militer Rusia mendorong Ukraina mundur dan tidak mengizinkan mereka memperkuat posisi pertahanan baru.
Dia juga memperkirakan korban di Ukraina sejak awal tahun berjumlah 71.000 orang dan 11.000 peralatan.
Menurut Pellistrandi, pasukan Rusia mengincar Chasov Yar dan Kramatorsk, persimpangan utama logistik Ukraina di Donbass.
Kerugiannya akan menjadi “dramatis” bagi Kiev dan menimbulkan “kesulitan strategis dan logistik yang serius,” katanya.