Erdogan Gagal Raup Suara di Pemilu Lokal Turki, Jadi Kekalahan Pertama Dalam 20 Tahun Berkuasa
Posisi Recep Tayyip Erdogan dan partai oposisinya di pemerintahan Turki kembali terancam, usai gagal meraup suara terbanyak dalam pemilihan umum
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA – Posisi Recep Tayyip Erdogan dan partai oposisinya di pemerintahan Turki kembali terancam, usai gagal meraup suara terbanyak dalam pemilihan umum (pemilu) daerah yang digelar pada 31 Maret lalu.
Menurut laporan yang dirilis The Straits Times dalam pemilu lokal Turki suara Ekrem Imamoglu menang 58,6 persen dalam pemilihan di Istanbul. Sementara Erdogan hanya meraup kotak suara 46,4 persen, kalah 10 poin persentase dari pesaingnya Ekrem Imamoglu.
Tak hanya di Istanbul, kekalahan Erdogan juga terjadi di ibu kota Ankara, lantaran Walikota Mansur Yavas mengamankan masa jabatan baru dengan keunggulan telak 25 persen di atas penantangnya.
Baca juga: Erdogan Berjanji Bantu Membangun Kembali Gaza, Pertama Kunjungi Kairo Setelah Lebih dari Satu Dekade
Selain itu Partai Rakyat Republik (CHP) yang mengusung Ekrem Imamoglu juga sukses memenangkan kursi parlemen di Ankara dan 36 kota besar lainnya hingga berhasil bertengger di urutan teratas dengan lebih dari 37 persen suara.
Lebih unggul ketimbang Partai AKP milik Erdogan yang hanya mendapatkan 35,7 persen suara dalam pemilu komunal 2024. Kekalahan ini menjadi pukulan pertama bagi Recep Tayyip Erdogan yang menjabat sebagai presiden selama 20 tahun terakhir tepatnya sejak 2014 silam.
Sejumlah lembaga jajak pendapat menilai kekalahan Erdogan dan partai oposisinya dalam pemilu kali ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya berasal dari tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang rendah.
Tak hanya itu, faktor ekonomi Turki yang memburuk juga membuat popularitas Erdogan meredup. Terlebih sejak tahun kelima Erdogan berkuasa, ekonomi Turki terus mengalami kontraksi, seperti mata uang Lira kehilangan 80 persen nilai tukar dibandingkan Dollar AS. Sementara angka inflasi bertengger di kisaran 67 persen.
Pasca 61 juta orang di 81 provinsi di Turki menggelar pemilihan umum, Erdogan langsung menggelar evaluasi besar-besaran. Ia mengakui kekalahannya dalam pidato di hadapan para pendukungnya di markas besar partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).
"Sayangnya, setelah kemenangan pada 28 Mei lalu, kita tidak berhasil meraih hasil yang diharapkan dalam ujian pemilihan komunal ini," kata Erdogan, merujuk pada hasil pemilu kepresidenan 2023 silam.
"Kami sejujurnya akan mempelajari hasil pemilu ini demi mengoreksi kesalahan, serta membenahi kekurangan," imbuhnya.