Israel Pertimbangkan Kekhawatiran AS atas Operasi Militer di Rafah, Israel-AS Gelar Rapat Virtual
Israel setuju untuk mempertimbangkan kekhawatiran AS atas Rafah. Diskusi tindak lanjut akan mencakup pertemuan tatap muka paling cepat minggu depan.
Penulis: Muhammad Barir
Israel Mempertimbangkan Kekhawatiran AS atas Operasi Militer di Rafah, Gelar Pertemuan Virtual
TRIBUNNEWS.COM- Israel setuju untuk mempertimbangkan kekhawatiran AS atas Rafah. Diskusi tindak lanjut akan mencakup pertemuan tatap muka paling cepat minggu depan, kata pernyataan bersama
Israel telah setuju untuk mempertimbangkan kekhawatiran AS atas potensi operasi militer di kota Rafah di Gaza selatan, kata pernyataan bersama setelah pertemuan virtual pada Senin antara pejabat dari kedua belah pihak.
Selama konferensi video, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bersama Menteri Luar Negeri Antony Blinken membentuk Kelompok Konsultatif Strategis (SCG) dengan Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, kata pernyataan itu.
“Pihak Israel setuju untuk mempertimbangkan kekhawatiran ini dan mengadakan diskusi lanjutan antar para ahli, yang diawasi oleh SCG. Diskusi lanjutan akan mencakup pertemuan tatap muka SCG pada awal minggu depan,” kata pernyataan itu.
Kedua belah pihak, yang diwakili oleh para ahli dan pejabat senior dari masing-masing lembaga, melakukan hubungan konstruktif mengenai Rafah selama dua jam, menurut pernyataan itu.
“Mereka sepakat bahwa mereka mempunyai tujuan yang sama untuk melihat Hamas dikalahkan di Rafah. Pihak AS menyatakan keprihatinannya dengan berbagai tindakan di Rafah,” tambahnya.
Pembicaraan tersebut awalnya direncanakan secara tatap muka sebelum AS abstain dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Sebelumnya pada hari yang sama, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre membenarkan bahwa para pejabat AS dan Israel bertemu secara virtual untuk membahas rencana Israel untuk melakukan operasi di Rafah.
Rafah adalah rumah bagi sekitar 1,4 juta warga Palestina, yang sebagian besar menjadi pengungsi dalam enam bulan terakhir akibat pemboman intensif tentara Israel.
Meskipun meningkatnya penolakan internasional terhadap rencana Israel untuk menyerang Rafah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk melancarkan serangan darat ke kota tersebut.
Washington mendesak Israel untuk tidak melakukan tindakan tanpa rencana untuk menjamin keselamatan warga sipil Palestina.
Begini Pernyataan Gedung Putih
Israel ‘setuju’ untuk mempertimbangkan kekhawatiran AS di Rafah: Gedung Putih.
Para pejabat tinggi Amerika dan Israel mempunyai ‘keterlibatan konstruktif mengenai Rafah’ dalam pembicaraan yang sebelumnya ditunda oleh Perdana Menteri Israel Netanyahu.