Menang di Pilpres, Dua Istri Presiden Terpilih Senegal Rebutan Jadi Ibu Negara
Presiden terpilih Senegal, Bassirou Diomaye Faye sukses memenangkan pemilihan presiden Senegal dalam satu putaran.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SENEGAL - Menjelang penutupan kampanye pemilu presiden (Pilpres) Senegal, presiden terpilih Bassirou Diomaye Faye naik ke panggung sambil memegang tangan kedua istrinya yakni Marie dan Absa.
Ini adalah pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam politik nasional negara Afrika Barat.
Bassirou Diomaye Faye memang berpoligami punya dua istri.
Poligami adalah praktik tradisional dan keagamaan yang tertanam kuat dalam budaya Senegal yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Marie Khone yang hingga kini tak pernah menjadi sorotan, berasal dari desa yang sama dengan Faye yang berusia 44 tahun.
Baca juga: Bentrokan Terjadi di Senegal Imbas Pemilu Presiden Ditunda, 3 Warga Tewas
Mereka menikah 15 tahun lalu dan memiliki empat anak.
Dia menikahi istri keduanya Absa lebih dari setahun yang lalu.
“Ini adalah pengakuan tertinggi terhadap tradisi poligami di kalangan petinggi negara, dengan situasi yang mencerminkan realitas Senegal,” kata sosiolog Djiby Diakhate.
Rebutan Jadi Ibu Negara
Presiden terpilih Senegal, Bassirou Diomaye Faye sukses memenangkan pemilihan presiden Senegal dalam satu putaran.
Namun belum diketahui siapa yang akan menjadi ibu negara mengingat dia memiliki dua istri jika dia dilantik jadi presiden.
Sejarawan sekaligus mantan menteri kebudayaan Senegal, Penda Mbow menyebut situasi pernikahan presiden terpilih negara itu sebagai "sesuatu yang baru."
Mbow pun menyoroti status Ibu Negara Senegal dan presiden-presiden sebelumnya yang beristri satu.
"Hingga sekarang, hanya ada satu Ibu Negara. Ini artinya keseluruhan protokol harus ditinjau," kata Mbow dikutip France24.
Diomaye Faye ditetapkan menang Pilpres Senegal usai hasil pemilihan dikonfirmasi pada Rabu (27/3/2024) lalu.
Faye dipastikan menang satu putaran usai mengantongi 54 persen suara.
Sebelum mengikuti pemilihan, sosok Faye disebut kurang dikenal oleh publik Senegal.
Pria berusia 44 tahun ini mengikuti Pilpres usai pemimpin oposisi Senegal yang populer, Ousmane Sonko dilarang mengikuti kontestasi karena tersandung masalah hukum.
Sonko kemudian menunjuk Faye untuk majue ke Pilpres Senegal menggantikannya.
Faye kemudian bersaing dengan mantan PM Senegal, Amadou Ba yang didukung oleh inkumben Macky Sall.
Kemenangan Faye pun ramai disorot.
Selain relatif kurang dikenal, Faye juga baru keluar dari penjara selama dua pekan sebelum hari pemilihan.
Diomaye Faye dipenjara usai dituduh terlibat kerusuhan gara-gara wacana presiden Senegal hendak mengupayakan periode ketiga yang bertentangan dengan konstitusi.
Sall bahkan berupaya menunda pemilu hingga Desember 2024, tetapi upaya ini digagalkan Mahkamah Konstitusi Senegal.
Usai menang, Diomaye Faye menyatakan bahwa ia hendak memberantas korupsi dan mereformasi ekonomi Senegal.
Sumber: AFP/VOA Africa