Ada Anggota NATO yang Terbangkan Drone Kamikaze Ukraina ke Tatarstan
Drone lain menyerang asrama mahasiswa di dalam kawasan industri di Elabuga, melukai 13 orang. Pusat tersebut menampung beberapa perusahaan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Serangan drone kamikaze Ukraina di Tatarstan, Rusia membuat kaget berbagai pihak.
Pasalnya jarak perbatasan Ukraina dengan Tatarstan di bagian tengah Rusia lebih dari 1.000 kilometer.
Artinya Ukraina memiliki teknologi pesawat terbang tanpa awak (UAV) yang cukup mumpuni.
Baca juga: Rusia-Ukraina Rilis Jumlah Kerugian, Putin dan Zelensky Kehilangan 400.000 Tentara
Meskipun Ukraina mengklaim bahwa drone tersebut adalah roduk dan pengembangan dalam negeri, namun CNN menyebutkan bahwa serangan tersebut ada campur tangan anggota NATO.
Pejabat Ukraina yang tidak disebut namanya menggambarkan bagaimana Kiev menggunakan UAV dengan jangkauan lebih jauh dan “kemampuan lebih canggih” untuk menyerang sasaran yang terletak lebih dari 1.000 km (621 mil) dari perbatasan.
“Penerbangan ditentukan terlebih dahulu dengan sekutu kami, dan pesawat mengikuti rencana penerbangan untuk memungkinkan kami menyerang sasaran dengan presisi tinggi,” kata sumber itu.
Pengakuan menerima bimbingan dari luar negeri menyusul sejumlah laporan bahwa personel Barat memberikan intelijen dan informasi kepada pasukan Ukraina tentang target tertentu.
The Washington Post mengutip seorang pejabat senior Ukraina tahun lalu yang mengatakan bahwa tentara Kiev “hampir tidak pernah” menggunakan senjata canggih, termasuk peluncur roket HIMARS buatan AS, tanpa menerima koordinat dari Pentagon.
Pada hari Selasa, drone Ukraina menargetkan Tatarstan Rusia, wilayah 650 km sebelah timur Moskow (400 mil), yang sebelumnya belum pernah diserang oleh UAV.
Satu drone bertujuan untuk menyerang kilang minyak di Nizhnekamsk, sebuah kota yang terletak sekitar 1.100 km (680 mil) dari perbatasan. Walikota Ramil Mullin mengatakan pesawat tersebut dinonaktifkan oleh pertahanan udara dan tidak menimbulkan kerusakan.
Baca juga: Intel Rusia: Washington Diduga Terlibat Teror Balai Kota Crocus, Kambing Hitamkan ISIS
Drone lain menyerang asrama mahasiswa di dalam kawasan industri di Elabuga, melukai 13 orang. Pusat tersebut menampung beberapa perusahaan yang membuat peralatan berteknologi tinggi, termasuk drone, menurut media Rusia.
Tanggapan Beda Dua Dedengkot NATO
Dua dedengkot NATO, AS dan Perancis, menanggapi beda serangan drone tersebut.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne bereaksi berbeda terhadap pertanyaan tentang perkembangan tersebut.
Ukraina melancarkan serangan drone terhadap beberapa fasilitas minyak Rusia pada bulan Maret, mengklaim bahwa serangan tersebut “memberikan pukulan simbolis dengan mendekatkan perang ke Moskow” dan mengganggu aliran bahan bakar ke militer di garis depan.