Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Induk McDonald's Bakal Beli Waralaba di Israel yang Picu Boikot Global, Merugi Rp111 Triliun

Perusahaan induk McDonald's akan membeli restoran waralabanya di Israel sebanyak 225 toko yang telah memicu boikot global.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Induk McDonald's Bakal Beli Waralaba di Israel yang Picu Boikot Global, Merugi Rp111 Triliun
healthline.com
Perusahaan makanan siap saji, McDonald’s - Perusahaan induk McDonald's yang berada di Amerika Serikat (AS) akan membeli perusahaan warlaba yang ada di Israel yang telah memicu boikot secara global. 

TRIBUNNEWS.COM - Tak tahan dengan boikot global, perusahaan induk McDonald's bakal membeli waralaba di Israel.

Seperti diketahui, McDonald's Israel menawarkan makanan gratis kepada pasukan IDF tak lama setelah dimulainya perang dengan Hamas di Gaza.

Tak lama setelah itu, McDonald's diboikot secara global akibat kampanye yang dilakukan waralaba di Israel.

Pada akhirnya, perusahaan induk McDonald's akan mengambil kepemilikan atas 225 toko di Israel.

Alonyal, waralaba McDonald's yang beroperasi di Israel yang dimiliki oleh Omri Padan, telah melakukan kesalahan yang membuat kerugian besar.

Waralaba di Turki, Mesir, Yordania dan Lebanon, serta di seluruh Teluk Persia, mengeluarkan pernyataan yang menjauhkan diri dari kesepakatan Alonyal.

Dikutip dari Washington Post, sebagian besar restoran McDonald's dimiliki secara lokal dengan sistem waralaba dan beroperasi secara mandiri.

BERITA TERKAIT

Pada hari Jumat, McDonald's mengumumkan bahwa Padan telah menandatangani perjanjian untuk menjual toko tersebut ke perusahaan induk setelah lebih dari 30 tahun kepemilikannya.

Tokonya mempunyai lebih dari 5.000 karyawan, yang akan dipertahankan, katanya.

"McDonald's tetap berkomitmen terhadap pasar Israel dan memastikan pengalaman karyawan dan pelanggan yang positif di pasar di masa depan," kata Presiden International Developmental Licensed Markets di McDonald's, Jo Sempels.

McDonald's adalah salah satu merek yang menjadi sasaran gerakan boikot yang bertujuan memprotes tindakan Israel di Gaza.

Baca juga: Israel Bunuh 7 Staf World Central Kitchen, Australia-Spanyol: Dalih Netanyahu Tak Bisa Diterima

Restoran cepat saji ini telah mencatat pertumbuhan penjualan yang lemah sebesar 0,7 persen di divisi International Developmental Licensed Markets.

Sementara itu, Chief Financial Officer McDonald's, Ian Borden mengumumkan bahwa dalam beberapa jam, kampanye boikot telah mengakibatkan kerugian finansial sekitar $7 miliar atau setara Rp111 triliun.

Saham perusahaan tersebut anjlok lebih dari 3 persen selama sesi perdagangan pada Maret lalu, menandai salah satu kerugian harian paling signifikan dalam lima minggu.

Morocco News melaporkan saham McDonald's merosot 3,37 persen, sehingga menyebabkan kerugian besar sebesar $6,87 miliar bagi perusahaan terkenal tersebut.

Borden mengakui bahwa penjualan serupa pada kuartal pertama bulan Maret di pasar pengembangan internasional berlisensi McDonald's diperkirakan akan “sedikit lebih rendah” dibandingkan tiga bulan sebelumnya.

McDonald's adalah salah satu dari banyak waralaba Barat yang menjadi sasaran kampanye boikot atas dukungan mereka terhadap Israel.

Tak hanya McDonald's, Burger King, KFC, dan Pizza Hut, serta merek seperti Coca-Cola Pepsi, Puma, Starbucks, dan Zara juga mendapatkan kecaman secara global.

Perusahaan-perusahaan ini telah menyatakan dukungan terbuka terhadap Israel atau memiliki hubungan finansial dengan Israel.

Baca juga: Memanas, Israel & Iran di Ambang Perang, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Keduanya

Tragedi Kemanusiaan

Gerai McDonald's di Kota Dubai.
Gerai McDonald's di Kota Dubai. (Everything Everywhere)

CEO McDonald's, Chris Kempczinski mengatakan bahwa perang tersebut mempunyai dampak yang “mengecewakan” terhadap penjualan di negara-negara Timur Tengah.

Tak hanya di Timur Tengah, negara-negara mayoritas Muslim seperti Malaysia dan Indonesia juga mendapatkan dampaknya.

"Selama konflik ini, perang ini, masih berlangsung… kami tidak mengharapkan adanya perbaikan yang signifikan dalam hal ini," kata Kempczinski, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Hari Ke-182 Perang Israel-Hamas, PRCS: 1.000 Anak di Gaza Kehilangan Satu bahkan 2 Kaki Mereka

"Ini adalah tragedi kemanusiaan, apa yang terjadi, dan menurut saya hal itu membebani merek seperti kami," lanjutnya.

Jaringan restoran cepat saji besar lainnya di Barat, Starbucks, juga mengalami kampanye boikot karena dianggap pro-Israel dan dugaan adanya hubungan keuangan dengan Israel.

CEO Starbucks Laxman Narasimhan mengatakan kepada wartawan pada bulan Februari bahwa Starbucks melihat “dampak signifikan terhadap lalu lintas dan penjualan” di Timur Tengah dan juga di AS.

Para pengunjuk rasa berkampanye menentang perusahaan yang berbasis di Seattle itu, menyerukan agar Starbucks mengambil sikap melawan Israel.

Domino's, pembuat pizza yang berbasis di AS dengan waralaba di seluruh dunia, juga mendapat pukulan balik setelah postingan di media sosial mengklaim tanpa bukti bahwa mereka juga memberikan makanan gratis kepada tentara Israel.

Penjualan merek tersebut di toko yang sama turun 8,9 persen di Asia pada paruh kedua tahun 2023, terutama karena konsumen di Malaysia mengaitkan merek tersebut dengan AS, sekutu Israel, kata seorang pejabat perusahaan.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas