Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selain Hadapi Israel, Pejuang Hamas Juga Harus Menghadapi Pasukan Intelijen Ini yang Dibantu Israel

Pasukan rahasia Otoritas Palestina (PA) mengincar untuk memanfaatkan perlindungan udara Israel untuk mengendalikan Gaza sebuah Laporan menyebutkan.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Selain Hadapi Israel, Pejuang Hamas Juga Harus Menghadapi Pasukan Intelijen Ini yang Dibantu Israel
Majdi Fathi/TPS
Hamas hari Rabu, 6 Februari 2024 telah menyampaikan tanggapan balik atas tawaran gencatan senjata dengan Israel di Gaza yang diajukan dua negara mediator, Qatar dan Mesir. Kepada Qatar dan Mesir, Hamas mengajukan proposal tandingan yang menyerukan gencatan senjata 135 hari yang mencakup banyak hal. 

“Ini menyusul kesepakatan yang dicapai antara kedua belah pihak dalam pertemuan yang mereka lakukan di salah satu ibu kota Arab pekan lalu,” tambah pernyataan itu.

Front tersebut mengumumkan bahwa Pasukan Keamanan di Gaza menangani elemen-elemen ini, menangkap 10 dari mereka dan menggagalkan rencana yang ingin mereka laksanakan.

“Tangan besi akan menyerang siapa saja yang berani bermain di lapangan yang hanya melayani Zionis,” tutup pernyataan itu.

Pasukan Keamanan yang Mencurigakan

Seorang pejabat senior di Kementerian Dalam Negeri Palestina di Gaza mengatakan kepada TV Al-Aqsa bahwa pasukan keamanan yang mencurigakan menyusup pada Sabtu malam melalui perbatasan Rafah dengan Mesir dengan mengawal truk yang membawa bantuan kemanusiaan dari Bulan Sabit Merah Mesir.

“Pasukan keamanan mencurigakan yang masuk kemarin dengan truk Bulan Sabit Mesir mengoordinasikan operasinya dengan pasukan pendudukan,” kata pejabat tersebut.

Pejabat tersebut lebih lanjut menjelaskan bahwa operasi tersebut dilakukan oleh Kepala Badan Intelijen PA, Maor Faraj, dengan cara yang menipu sehingga menyesatkan faksi dan suku.

Mengutip sumber-sumber Israel, Al-Jazeera melaporkan pada 12 Maret bahwa Majid Faraj, kepala aparat intelijen Otoritas Palestina, telah mulai bekerja membangun angkatan bersenjata di Jalur Gaza selatan, yang terdiri dari keluarga-keluarga yang tidak mendukung Gerakan Perlawanan Palestina Hamas.

BERITA REKOMENDASI

Menurut Channel 14 Israel, unit tersebut diduga bertugas mengelola pengiriman bantuan dari selatan hingga utara Gaza.

Selain itu, Otoritas Penyiaran Israel (KAN) melaporkan bahwa Presiden Dewan Keamanan Israel Tzachi Hanegbi baru-baru ini bertemu dengan Faraj, dengan persetujuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

KAN menambahkan, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengusulkan Faraj sebagai kandidat potensial untuk membangun alternatif selain Hamas dan mengelola Jalur Gaza untuk sementara setelah perang.


Ramallah Membantah


Otoritas Palestina membantah semua tuduhan. Kantor berita Palestina WAFA mengutip sumber resmi Palestina.

Yang mengatakan bahwa pernyataan “Kementerian Dalam Negeri Hamas mengenai masuknya bantuan ke Gaza
kemarin tidak berdasar.”

“Kami akan terus memberikan segala sesuatu yang diperlukan untuk memberikan bantuan kepada rakyat kami, dan kami tidak akan terseret ke dalam kampanye media yang hiruk pikuk yang menutupi penderitaan rakyat kami di Jalur Gaza dan pembunuhan, pengungsian, dan kelaparan yang mereka alami. kata pejabat PA yang tidak disebutkan namanya kepada WAFA.

Saat ini diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 32,845 warga Palestina telah terbunuh, dan 75,392 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas