Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Penasihat Dalai Lama 'Nimbrung': Ukraina Mustahil Menang Jika NATO Hanya Beri Senjata

Meskipun Presiden Volodymyr Zelensky mengklaim masih memiliki 880.000 serdadu, akan tetapi di medan perang perbandingannya adalah 1:6

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Eks Penasihat Dalai Lama 'Nimbrung': Ukraina Mustahil Menang Jika NATO Hanya Beri Senjata
© Yevgeny Ponomarev/TASS
Pasukan Rusia menembakkan howitzer ke arah musuh. Dalam seminggu terakhir, Rusia melancarkan 39 serengan besar-besara ke Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM -- Meskipun didukung oleh senjata NATO, Ukraina tidak akan berdaya melawan Rusia yang ganas.

Mantan penasihat senior Pentagon yang juga eks penasihat pemimpin Tibet Dalai Lama, Edward Luttwak mengatakan Rusia tak bakalan bisa dibendung jika Ukraina berjuang sendirian.

Senjata-senjata yang dipasok oleh NATO pun hanya bisa mencegah kerugian lebih besar dari gempuran pasukan Vladimir Putin.

Baca juga: UE Makin Jor-joran Dukung Ukraina Lawan Rusia, Rela Kirim Tank Guyur Dana Rp85,2 Triliun

“Aritmatika dari hal ini tidak dapat dihindari: negara-negara NATO akan segera mengirim tentara ke Ukraina, atau menerima kekalahan besar,” tulis ahli strategi militer Edward Luttwak dalam sebuah opini yang diterbitkan media online Inggris UnHerd.

“Inggris dan Prancis, bersama dengan negara-negara Nordik, diam-diam sudah bersiap untuk mengirim pasukan, baik unit elit kecil maupun logistik dan personel pendukung yang mungkin masih jauh dari garis depan,” tulis Luttwak.

Luttwak meyakini jika Ukraina tak akan dapat apa-apa dalam peperangan ini tanpa pengerahan pasukan langsung karena terlepas dari kuantitas dan kualitas senjata yang dikirim ke Kiev, pasukan Ukraina kalah jumlah dibandingkan Rusia, kata Luttwak.

Meskipun Presiden Volodymyr Zelensky mengklaim masih memiliki 880.000 serdadu, akan tetapi di medan perang perbandingannya adalah 1:6. Satu tentara Zelensky dengan senjata seadanya melawan enam serdadu Rusia yang dilengkapi dengan senjata lebih modern.

BERITA REKOMENDASI

“Ini berarti kecuali [Presiden Rusia Vladimir] Putin memutuskan untuk mengakhiri perang, pasukan Ukraina akan terus terdesak, sehingga kehilangan tentara yang tidak dapat digantikan.”

Edward Luttwak ikut 'nimbrung' memberi komentar tersebut setelah Ukraina semakin terdesak dan Rusia telah menguasai sejumlah wilayah lagi dalam beberapa pekann belakangan.

Baca juga: Rusia Kurangi Produksi Jadi 9 Juta Barel Per Hari, Apa Kabar Harga Minyak Dunia?

Para pemimpin Barat tak ingin pasukannya dikerahkan ke garis depan. Mereka bersikeras bahwa mereka dapat memastikan kemenangan Ukraina dengan memberikan bantuan ke Kiev.

Hanya Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan pada bulan Februari bahwa pengerahan pasukan langsung oleh anggota NATO tidak dapat dikesampingkan.

“Jika Eropa tidak dapat menyediakan cukup pasukan, Rusia akan menang di medan perang, dan bahkan jika diplomasi berhasil melakukan intervensi untuk menghindari kegagalan total, kekuatan militer Rusia akan kembali ke Eropa tengah,” tambahnya.

Ilustrasi: Tentara Ukraina sedang mengoperasikan drone
Ilustrasi: Tentara Ukraina sedang mengoperasikan drone (AFP)

Hubungan NATO-Rusia telah memburuk di tengah krisis Ukraina sehingga aliansi Barat sudah melakukan “konfrontasi langsung” dengan Moskow, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Kamis. Putin telah memperingatkan bahwa NATO akan berisiko memicu konflik nuklir jika anggotanya mengirim pasukan ke Ukraina.

Profil Luttwak pada bulan Desember 2015 oleh The Guardian menjulukinya sebagai “Machiavelli dari Maryland.” Kini ia berusia 81 tahun dan dilaporkan telah menjadi penasihat klien mulai dari Dalai Lama hingga perdana menteri Kazakhstan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas