Wanita Harus Ikut Wajib Militer Ukraina
RUU tersebut akan diputuskan oleh kongres Ukraina, Verkhovna Rada. Persoalan tersebut sudah masuk dalam agenda sementara sidang paripurna 10-11 April.
Editor: Hendra Gunawan
“Rakyat adalah negara; sebagai rakyat, jadi negara,” tambahnya.
Kurang dari satu jam kemudian, menanggapi banyaknya komentar, Bezuglaya menggandakan komentarnya.
“Prajurit yang dimobilisasi, apakah Anda ingin orang baru datang ke unit Anda? Untuk menguatkanmu? Untuk memberimu istirahat?” dia menulis.
“Makanya saya bilang menjadi sukarelawan terbaik di tahun 2024 adalah bergabung dengan AFU. Hal ini juga berlaku pada perempuan.”
Anggota parlemen Inna Sovsun meminta agar pemerintah mempertimbangkan perekrutan perempuan ke medan pertempuran, jika dianggap perlu.
Sovsun merupakan satu dari 20 wakil Golos di Verkhovna Rada. Partai liberal dan pro-UE ini terkenal karena mengusulkan legalisasi pornografi dan hubungan sipil sesama jenis pada awal tahun ini.
“Akan ada keputusan yang tidak populer,” katanya kepada media Ukraina pada hari Senin dikutip oleh Russia Today.
“Saya tidak menyangkal bahwa kita bisa mencapai titik mobilisasi perempuan. Jika diperlukan untuk pertahanan, maka diperlukan untuk pertahanan. Jika ada alasan, alat dan mekanisme, kita harus mendiskusikannya.”
Di antara masalah-masalah yang perlu diselesaikan, Sovsun menyebutkan berbagai tugas bagi perempuan yang wajib militer, penyediaan seragam, pembatasan perjalanan, dan status ibu dengan anak kecil.
"Harus ada pernyataan teman-teman, kita kalah perang, atau kita harus mengambil keputusan sulit mengenai mobilisasi perempuan," kata dia.