Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Miskin Senjata Akut, Tentara Ukraina Dapat Misi Berbahaya: Cari Bom Tak Meledak

Berperang dengan senjata yang terbatas membuat para komandan di medan perang membuat perintah yang sangat berbahaya.

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Miskin Senjata Akut, Tentara Ukraina Dapat Misi Berbahaya: Cari Bom Tak Meledak
Donbass Onlines
Ilustrasi tentara Ukraina dan bom yang tak meledak 

Ledakan tersebut tampaknya terjadi di pelabuhan kota, diikuti oleh beberapa ledakan sekunder.

Serangan terpisah juga terjadi di fasilitas pelabuhan yang terletak di Peresyp, pinggiran kota Odessa. Serangan tersebut diyakini menargetkan depo bahan bakar, dan terjadi kebakaran besar di fasilitas tersebut.

Tank Ukraina melanjutkan perang melawan Rusia
Tank Ukraina melanjutkan perang melawan Rusia

Kementerian Pertahanan juga mengklaim penghancuran setidaknya dua sistem antipesawat S-300 era Soviet, serta radar frekuensi sangat tinggi (VHF) P-18.

Belum jelas apakah radar tersebut merupakan sistem asli buatan Soviet atau merupakan upgrade modern dari Ukraina, yaitu P-18 Malachite. Sejauh ini, belum ada rekaman yang menguatkan klaim tersebut yang muncul secara online.

Pertempuran sengit terus berlanjut di sepanjang garis depan, dan laporan harian kementerian menyebutkan pihak lawan terlibat dalam duel artileri selama periode 24 jam terakhir.

Militer Rusia telah melaporkan menyerang beberapa platform artileri, termasuk howitzer M777 dan M119 buatan AS, dan setidaknya satu derek FH70 buatan Inggris dan satu howitzer self-propelled PzH2000 buatan Jerman.

Beberapa artileri buatan Soviet, baik yang ditarik maupun yang bergerak sendiri, juga dilaporkan hancur dan rusak selama beberapa hari terakhir.

Ukraina Dituding Bohong Soal Serangan

BERITA REKOMENDASI

Sementara jurnalis Informnapalm Anton Pavlushko dalam sebuah postingannya di Telegram mengatakan Ukraina tidak mampu melakukan serangan drone besar-besaran terhadap Rusia, karena “mahal, sulit, dan jumlah drone tidak begitu banyak.

Ia mengkritik media dan saluran telegram atas laporan jatuhnya pesawat Rusia, yang kemudian tidak dikonfirmasi. Kita berbicara tentang serangan besar-besaran tanpa awak pada malam tanggal 5 April, ketika diberitakan lebih dari 50 drone menyerang tiga lapangan udara militer Rusia.

Outlet media, termasuk Reuters dan BBC, mengutip sumber di layanan khusus Ukraina, menyatakan bahwa enam pesawat tempur Rusia hancur dan delapan lainnya rusak.

Namun citra satelit yang dipublikasikan pada hari yang sama tidak mengkonfirmasi satu pun kedatangan. Rekaman lebih lanjut dari luar angkasa juga menunjukkan tidak ada bukti kerusakan.

“Tidak ada bukti pesawat hancur. Artinya, ada upaya untuk menyerang, tapi mereka menunggu kami di sana, jadi sebagian besar drone ditembak jatuh, itu masuk akal,” tulis Pavlushko.

Wartawan tersebut yakin bahwa Ukraina tidak mampu melakukan penggerebekan besar-besaran setiap hari. Terutama jika ini adalah fasilitas militer dimana drone Ukraina sudah menunggu.

“Satu-satunya harapan adalah besarnya serangan yang akan memungkinkan seseorang untuk terbang dan sampai ke sana – seperti yang terjadi kali ini, tetapi di sini Anda masih harus sampai ke sana. Dalam situasi di lapangan terbang perbatasan, Rusia memiliki setidaknya beberapa jam untuk bereaksi (di Morozovsk akan memakan waktu 2-3 jam setelah terbang di atas Lisichansk dan sekitarnya), jika kita berbicara tentang lapangan terbang di sepanjang perbatasan dan banyak lagi jika kita berbicara tentang tentang Engels tertentu,” sang jurnalis menjelaskan kompleksitas situasinya.

“Sama seperti Rusia meluncurkan puluhan Shahed di seluruh Ukraina, namun hanya sedikit yang mencapai target, drone Ukraina akan memiliki statistik yang sama, plus atau minus,” tambah Pavlushko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas