Israel Membunuh Ali Ahmed Hassin, Komandan Lapangan Hizbullah di Lebanon
Israel membunuh Ali Ahmed Hassin seorang komandan lapangan Hizbullah di Lebanon.
Editor: Muhammad Barir
Israel Membunuh Ali Ahmed Hassin, Komandan Lapangan Hizbullah di Lebanon
TRIBUNNEWS.COM- Israel membunuh Ali Ahmed Hassin seorang komandan lapangan Hizbullah di Lebanon.
Serangan Israel di Lebanon selatan dini hari tadi menewaskan seorang komandan lapangan Hizbullah, ketika PBB memperingatkan bahwa penembakan sedang menyebar dan mendesak penghentian kekerasan, lapor Reuters.
Hizbullah dan militer Israel telah saling baku tembak di perbatasan selatan Lebanon bersamaan dengan perang negara pendudukan di Gaza, sehingga menambah kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas.
Pagi hari ini, jet tempur Israel menyerang desa Al-Sultaniyah dan membunuh seorang komandan lapangan di unit elit Radwan Hizbullah dan dua orang lainnya, kata militer Israel dan dua sumber keamanan Lebanon.
Militer Israel mengidentifikasi komandannya sebagai Ali Ahmed Hassin, dan mengatakan dia bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan serangan terhadap warga Israel. Hizbullah mengeluarkan pemberitahuan pemakaman untuk Hassin tetapi tanpa rincian mengenai perannya.
Baca juga: Menlu Irlandia: Perang Israel Melawan Gaza Sangat Jelas Merupakan Pelanggaran Hukum Internasional
Serangan Israel telah menewaskan sekitar 270 pejuang Hizbullah dalam enam bulan terakhir serta sekitar 50 warga sipil, termasuk anak-anak, petugas medis dan jurnalis.
Tembakan roket Hizbullah telah menewaskan sekitar selusin tentara Israel dan separuh jumlah warga sipil.
Penembakan tersebut telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi dari kedua belah pihak dan memberikan dampak yang sangat buruk terhadap perekonomian pertanian di Lebanon selatan, dengan ladang-ladang yang dibom tidak ditanami atau dipanen.
Dalam pernyataan bersama hari ini, Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Joanna Wronecka dan komandan misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon, Aroldo Lazaro, mengatakan kekerasan harus dihentikan.
“Siklus serangan dan serangan balasan yang tidak henti-hentinya melanggar gencatan senjata merupakan pelanggaran paling serius terhadap Resolusi Dewan Keamanan 1701 sejak diadopsi pada tahun 2006,” kata mereka.
(Sumber: Middle East Monitor)