Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Netanyahu Ngaku Sudah Tentukan Tanggal Invasi Rafah, AS: Kami Tak Diberitahu Israel

Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan sudah menentukan tanggal invasi Israel ke Rafah, sekutu utamanya, AS tidak diberitahu.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Netanyahu Ngaku Sudah Tentukan Tanggal Invasi Rafah, AS: Kami Tak Diberitahu Israel
BRENDAN SMIALOWSKI / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat pernyataan saat Presiden AS mendengarkan sebelum pertemuan di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023.-- Netanyahu sebut Israel sudah tentukan tanggal invasi Rafah tanpa memberitahu AS. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan tanggal invasi Israel ke Rafah, Jalur Gaza selatan, telah ditetapkan.

Namun, Netanyahu tidak mengungkap tanggal tersebut.

Pernyataan ini muncul saat perundingan negosiasi antara perwakilan Israel dan Hamas memasuki putaran baru di Kairo.

"Hari ini saya menerima laporan rinci tentang perundingan di Kairo, dan kami bekerja tanpa lelah untuk mencapai tujuan kami, yang paling utama adalah pembebasan semua sandera kami dan mencapai kemenangan penuh atas Hamas," kata Netanyahu dalam konferensi pers, Senin (8/4/2024) malam.

"Kemenangan ini mengharuskan kita memasuki Rafah dan melenyapkan brigade Hamas di sana. Ini akan terjadi. Tanggalnya telah ditentukan," lanjutnya, dikutip dari Al Arabiya.

Sebelumnya, Israel telah menggempur Jalur Gaza utara, tengah, hingga Khan Yunis di Jalur Gaza selatan dengan dalih untuk menargetkan Hamas.

AS Tidak Mengetahui Tanggal Invasi Israel ke Rafah

Mengomentari pengumuman ini, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Matthew Miller, mengatakan AS belum diberitahu mengenai tanggal invasi Israel ke Rafah, setelah Netanyahu mengkonfirmasi tanggal tersebut telah ditetapkan.

Berita Rekomendasi

Matthew Miller menegaskan AS, yang merupakan sekutu utama Israel, tidak ingin melihat invasi besar-besaran Israel ke Rafah yang menjadi tempat perlindungan terakhir bagi 1,4 juta pengungsi Palestina di Jalur Gaza.

Selain itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan mereka mendukung upaya pemulangan pengungsi Palestina dari Rafah ke Jalur Gaza utara.

Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan tidak ada bukti bahwa operasi darat besar-besaran Israel di Rafah akan segera terjadi.

Baca juga: Ben Gvir Ancam Gulingkan Netanyahu Kalau IDF Urung Lancarkan Serangan Besar-besaran di Rafah

"Belum ada tanggal spesifik untuk diskusi baru dengan Israel mengenai operasi Rafah," kata John Kirby, Senin.

Ia mengatakan Hamas saat ini sedang mempelajari proposal baru dan memikul tanggung jawab untuk mengambil keputusan terkait gencatan senjata, setelah para perunding mengajukan tawaran kepadanya.

Sumber terkemuka di Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengatakan posisi Israel dalam negosiasi kesepakatan pertukaran masih menimbulkan hambatan untuk mencapai kesepakatan, seperti diberitakan Al Jazeera.

Israel Tarik Pasukan di Khan Yunis untuk Menginvasi Rafah

Pada Minggu (7/4/2024), juru bicara militer Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menarik seluruh pasukan darat dari Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, kecuali satu batalion.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas