Demonstran Serbu Kemenhan Inggris saat Lebaran, Kecam Pemerintah yang Dukung Israel, Gedung Dicoret
Para aktivis di Kota London, Inggris, menyerbu Gedung Kementerian Pertahanan Inggris saat Lebaran.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Para aktivis di Kota London, Inggris, menyerbu Gedung Kementerian Pertahanan Inggris saat Lebaran.
Mereka menggelar aksi unjuk rasa untuk mengecam dukungan pemerintah Inggris kepada Israel yang kini berperang di Jalur Gaza.
Dalam demonstrasi itu gedung Kemenhan dicorat-coret dengan cat merah yang menyimbolkan banjir darah di Gaza akibat serangan Israel.
Dilansir dari The New Arab, unjuk rasa tersebut digelar oleh kelompok bernama Aksi Palestina dan Tuntutan Pemuda.
Awalnya para pengunjuk rasa berjalan melewati London tengah, Kemudian, satu kelompok yang lebih kecil berhenti di gedung Kemenhan.
Kelompok itu selanjutnya menyemprotkan cat merah ke gedung tersebut.
Lima pengunjuk rasa dilaporkan di tangkan di tempat kejadian oleh polisi Metropolitan London.
Juru bicara Tuntutan Pemuda menyebut unjuk rasa itu adalah tanggapan langsung atas tindakan pemerintah Inggris yang memasok senjata kepada Israel.
Pengunjuk rasa mengecam hilangnya nyawa di Gaza karena serangan Israel dan memuntut kebijakan lebih ketat dalam penjualan senjata serta eksplorasi bahan bakar fosil.
Sebelumnya, aksi-aksi protes atas pengiriman senjata kepada Israel juga telah terjadi.
Beberapa waktu lalu para demonstran menargetikan pemimpin Partai Buruh Inggris, Sir Keir Starmer, dan markas partai itu.
Baca juga: Intel Amerika Sebut Serangan Iran ke Israel Sudah Dekat, Bisa Langsung atau Melalui Proksi-proksinya
Kritik dan protes semacam itu meningkat di Inggris, terutama setelah Israel membunuh para pekerja World Central Kitchen (WCK) di Gaza. Sebanyak, tiga korban tewas adalah warga negara Inggris.
Kemenhan Inggris tidak hanya dituduh menyediakan senjata untuk negara Zionis, tetapi juga melatih personel militer Israel, termasuk yang berada di Inggros.
Pemerintah Inggris sudah diminta untuk menangguhkan penjualan senjata kepada Israel.