Terungkap, Israel akan Invasi Rafah lalu Kembali Gempur Khan Yunis
Menteri kabinet perang Israel, Benny Gantz sebut IDF akan menginvasi Rafah lalu kembali ke Khan Yunis.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Menteri kabinet perang Israel, Benny Gantz, memperbarui ancamannya bahwa tentara Israel akan menginvasi kota Rafah dan kemudian kembali ke Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.
Ancaman itu menyusul desakan internasional tentang keputusan Israel untuk membatalkan operasi militer di Rafah, Jalur Gaza selatan.
Hal ini diungkapkan Benny Gantz saat konferensi pers yang diadakan di kota Sderot, Israel selatan.
“Kami akan memasuki Rafah dan kembali ke Khan Yunis, dan kami akan menjaga kebebasan melakukan tindakan operasional di Gaza," kata Benny Gantz, Rabu (10/4/2024), dikutip dari Radio Tentara Israel.
Ia menekankan, Israel tidak akan berhenti sebelum menyerang Rafah, yang disebutnya sebagai benteng terakhir Hamas di Jalur Gaza.
"Kemenangan akan datang selangkah demi selangkah, dan kami sedang menuju ke sana, dan kami tidak akan berhenti," ujarnya.
Mengulangi klaim Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Benny Gantz yakin bahwa invasi Rafah dibutuhkan untuk membebaskan sandera.
"Tujuan yang paling mendesak, secara moral dan nasional, adalah kembalinya para sandera," lanjutnya.
Sama seperti Netanyahu, Benny Gantz tidak menyebutkan tanggal perkiraan operasi militer Israel di Rafah, meski Israel disebut sudah menetapkan waktunya.
Pada Minggu (7/4/2024), tentara Israel mengumumkan menarik pasukannya dari Khan Yunis setelah menyelesaikan operasi militernya di Khan Yunis.
Israel hanya menyisakan satu batalion di Khan Yunis untuk mencegah warga Palestina yang mengungsi ke selatan untuk kembali ke Jalur Gaza utara.
Baca juga: Netanyahu Ngaku Sudah Tentukan Tanggal Invasi Rafah, AS: Kami Tak Diberitahu Israel
Pada hari berikutnya, Netanyahu mengklaim Israel harus menginvasi Rafah dan menghancurkan brigade Hamas di sana.
"Hal ini akan terjadi dan ada tanggal tertentu untuk itu," katanya, tanpa menyebut tanggal tersebut, seperti diberitakan Al Jazeera.
Pada Rabu kemarin, Hebrew Broadcasting Corporation, mengutip seorang pejabat militer Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan sudah menerima tanggal invasi Rafah.
“Kami telah menerima target tanggal untuk persiapan memasuki Rafah,” kata pejabat itu kepada anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan Parlemen, tanpa rincian lebih lanjut.
Netanyahu bersikeras untuk tetap menginvasi Rafah meski ada peringatan internasional mengenai dampak bencana yang ditimbulkannya.
Mengingat adanya sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina di Rafah.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)