Israel Waspada Tinggi, Iran Disebut Siapkan 100 Drone untuk Menyerang, Ribuan Warga Sipil Mengungsi
Iran disebut telah menyiapkan 100 drone dan rudal penjelajah untuk menyerang Israel. Ribuan warga sipil pun mengungsi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.com - Media Amerika Serikat (AS) memprediksi Iran akan menyerang Israel pada Jumat (12/4/2024).
AS yakin proksi Iran juga mungkin terlibat dalam serangan terhadap Israel, menurut seorang pejabat senior pemerintah dan sumber yang mengetahui intelijen tersebut.
Tak hanya itu, menurut laporan Fox News, AS telah mengamati Iran memindahkan aset-aset militernya ke dalam negeri, termasuk drone dan rudal jelajah.
Hal itu bisa menjadi pertanda bahwa Iran sedang bersiap untuk menyerang Israel dari dalam wilayahnya sendiri, menurut dua orang yang mengetahui informasi intelijen AS.
Salah satu sumber mengatakan AS telah mengamati Iran menyiapkan sebanyak 100 drone dan rudal jelajah.
Meski demikian, para pejabat mengatakan ada kemungkinan Teheran masih memilih melakukan serangan dengan skala lebih kecil untuk menghindari eskalasi yang dramatis.
Saat ini, Israel sedang berada dalam waspada tinggi menjelang serangan balas dendam Israel.
"Kami masih menganggap potensi ancaman Iran (menyerang Israel) adalah nyata dan mungkin terjadi," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, Jumat, dilansir Times of Israel.
Sementara itu, NDTV melaporkan ketegangan semakin meningkat di Israel dan Iran.
Bahkan, ribuan warga sipil di dua negara dilaporkan telah mengungsi untuk menghindari serangan perang.
Israel juga dikabarkan telah menarik kembali pasukan cadangannya di perbatasan Lebanon, sebagai persiapan menghadapi serangan Iran.
Baca juga: Tegang dengan Iran, Netanyahu Perintahkan Angkatan Udara Israel Intensifkan Latihan Perang
Meski demikian, sumber-sumber dari Iran dan diplomat AS, menyebut Teheran telah memberi isyarat pada Washington bahwa mereka ingin menghindari eskalasi dan tidak akan bertindak tergesa-gesa.
Sementara itu, pejabat pertahanan AS mengungkapkan Pentagon telah "memindahkan aset tambahan ke Iran untuk meningkatkan upaya pencegahan regional dan meningkatkan perlindungan kekuatan bagi pasukan AS."
Tak hanya itu, Washington yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran sejak revolusi Islam pada 1979, juga meminta sekutunya supaya menggunakan pengaruh mereka untuk menghentikan ancaman Teheran.
Diketahui, ancaman balas dendam Iran muncul setelah Israel melakukan serangan udara pada 1 April 2024, terhadap gedung konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus.
Akibat serangan itu, beberapa komandan, termasuk dua jenderal, Korps Garda Revolusi Islam, tewas.
Baik Teheran maupun Damaskus, menyalahkan Israel atas serangan itu.
Mereka bersumpah akan membalas dendam, meski Israel belum mengomentari masalah tersebut.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei sendiri sudah memastikan pada awal pekan ini, bahwa Israel "harus dihukum dan akan dihukum."
Biden: Serangan Iran akan Terjadi Lebih Cepat
Terpisah, Presiden AS, Joe Biden, dalam pernyataannya pada Jumat, memperkirakan serangan Iran akan terjadi "lebih cepat".
Di sisi lain, Biden mendesak Teheran agar tidak melakukan serangan balas dendam terhadap Israel.
Baca juga: Serangan Balasan Iran Bisa Tiba dalam 2 Hari ke Depan, Langsung Targetkan Tanah Israel
Dikutip dari CNN, permulaan konflik antara Iran dan Israel akan menandai eskalasi serius di kawasan ini.
Skenario tersebut merupakan hal yang paling dihindari AS sejak dimulainya konflik antara Israel dan Hamas pada awal Oktober 2023.
Biden sendiri menegaskan pihaknya masih akan membela Israel dan memastikan Iran tak bakal berhasil melaksanakan serangan balas dendamnya.
"Kami berdedikasi untuk membela Israel," katanya.
"Kami akan mendukung Israel, kami akan membantu membela Israel dan Iran tidak akan berhasil."
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)