Serangan Iran ke Israel Diprediksi Tak akan Picu Perang Dunia III Meski Konflik Bisa Meluas
Eskalasi perang bisa saja akan masuk ke kawasan Timur Tengah dan sekitarnya jika Israel tidak menghentikan genosida di Palestina.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik President University, Muhammad AS Hikam memprediksi serangan Iran ke Israel tak bisa memicu perang yang lebih besar lagi, Perang Dunia III atau World War 3 (WW3).
Hikam mengatakan, eskalasi perang bisa saja akan masuk ke kawasan Timur Tengah dan sekitarnya jika Israel tidak menghentikan genosida di Palestina dan Amerika Serikat (AS) mendukung Zionis.
Baca juga: 4 Kecanggihan Drone Iran Mohajer-10 yang Bisa Jangkau Israel
"Jika Israel tetap tak menghentikan kebijakan politik apartheid dan genosida di Palestina, dan AS tetap mendukung negara Zionis tersebut, saya kira sulit untuk membendung eskalasi perang ini ke wilayah Timur Tengah dan sekitarnya," kata Hikam kepada Tribunnews.com, Minggu (14/4/2024).
Menurutnya, kepentingan Negeri Paman Sam tersebut di kawasan lain juga bisa terganggu jika perang makin meluas.
"Bahkan kepentingan-kepentingan AS di kawasan lain akan terganggu," ujar Hikam.
Hikam berpendapat, meskipun tak sampai Perang Dunia III, namun eskalasi konflik diprediksi akan semakin meluas.
"Akibat yang lebih jauh adalah eskalasi konflik global yang bisa jadi makin meluas. Kendati tidak sampai menuju WW III, tetap saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi dunia dan kemanusiaan," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal balistik ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam.
Baca juga: Apa yang Kita Ketahui saat Iran Gempur Langsung Israel
Atas serangan itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant meminta masyarakat memperhatikan setiap perintah Homefront Command Militer, yang memetakan rudal yang masuk dan ancaman udara lainnya sehingga masyarakat perlu berlindung.
"Israel menutup sekolah-sekolah di seluruh negeri karena masalah keamanan," kata juru bicara militer Daniel Hagari.
Tindakan ini akan berlangsung selama dua hari, menurut pedoman militer negara itu.