Berpotensi Perang Dunia III, Guru Besar UI Minta RI Turun Tangan Hentikan Konflik Timur Tengah
Guru Besar Hukum Internasional UI Prof Hikmahanto Juwana meminta pemerintah Indonesia mengambil sikap atas tensi geopolitik
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Hukum Internasional UI Prof Hikmahanto Juwana meminta pemerintah Indonesia mengambil sikap atas tensi geopolitik yang memanas di Timur Tengah.
Dia menilai penyerangan Israel terhadap Kedubes Iran di Damaskus, Suriah pada tanggal 1 April 2024 dan dibalas oleh Iran bukan tidak mungkin memicu perang dunia III.
Iran mendadarkan diri pada hak untuk membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB, konsep yang digunakan oleh Israel saat menyerang Hamas di Gaza hingga saat ini.
Baca juga: Iran-Israel Memanas, Ekonom Sarankan Pemerintah RI Revisi Asumsi Indikator Makroekonomi di APBN
Meski AS sdh membuat pernyataan akan berada dibelakang Israel namun dunia akan mengecam sikap AS ini.
Bila AS akan tetap membantu Israel dalam serangan balasan ke Iran bukannya tidak mungkin negara-negara lain seperti Korea Utara dan Rusia akan membantu Iran.
Perang di Timur Tengah akan bereskalasi yang menjurus pada terjadinya Perang dunia III yang tentunya akan merugikan dalam hal perdagangan ekonomi dan seluruh umat manusia.
“Pemerintah Indonesia perlu untuk turun tangan untuk memastikan agar serangan bisa dihentikan, termasuk serangan ke Gaza oleh Israel,” ungkapnya.
Prof Hikmahanto pun meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan sidang darurat atas serangan Israel ke Kedubes Iran.
Bila perlu berinisiatif membuat Resolusi Majelis Umum yang mengutuk tindakan Israel.
“Kedua melakukan shuttle diplomacy ke AS beberapa negara Eropa untuk tidak mendukugg tindakan salah dari Israel. Negara-negara ini harusnya memberi contoh agar negara tunduk pada hukum internasional,” ucapnya.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-782: Zelensky Ingin Dapat Bantuan Sistem Pertahanan Seperti Israel
Dia juga mendorong rakyat dan pemerintahan dunia agar rakyat dan oposisi di Israel untuk menurunkan PM Nethanyahu mengingat serangan ke Gaza maupun Iran hanya bisa dihentikan oleh siapapun yang menjabat sebagai perdana menteri dan tidak dijabat oleh Benjamin Nethanyahu.
Kementerian Luar Negeri memantau dari dekat eskalasi perkembangan di kawasan Timur Tengah, paska serangan Israel ke fasilitas diplomatik Iran di Damaskus.
Pemerintah pun terus lakukan komunikasi dan koordinasi dengan KBRI Amman, KBRI Tehran Perwakilan RI lainnya di Timur Tengah, termasuk situasi para WNI yang tinggal di kawasan tersebut.
KBRI Amman telah menjalin komunikasi dg para WNI yang menetap di wilayah Israel. Hingga saat ini tidak ada informasi WNI yang terdampak dalam serangan balasan Iran ke Israel pada tanggal 14 April 2024.
Database KBRI Amman mencatat terdapat 115 WNI yg berada di Israel. Mayoritas menetap di Jerussalem, Tel Aviv dan Arava.
Sedangkan KBRI Tehran mencatat terdapat 376 WNI yang menetap di Iran. Mayoritas adalah pelajar/mahasiswa di kota Qom.
Sebelumnya pada tanggal 13 April 2024, Kementerian Luar Negeri telah sampaikan imbauan kepada para WNI untuk tingkatkan kewaspadaan dan menunda perjalanan ke Iran dan Israel.