Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Harga Minyak Dunia Diramal Naik Tembus 100 Dolar AS

Peringatan tersebut diungkap usai harga minyak dunia terus mengalami kontraksi selama 24 jam terakhir, seperti minyak mentah West Texas Intermediate

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Harga Minyak Dunia Diramal Naik Tembus 100 Dolar AS
Telegraph
Ilustrasi produksi minyak Iran 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM,TEHERAN – Konflik Timur Tengah yang semakin memanas perlahan mengerek naik minyak yang diperjualbelikan di pasar global, hingga harganya diprediksi tembus ke level 100 dolar AS per barel.

“Para pengendara bersiap menghadapi kenaikan harga bahan bakar karena meningkatnya krisis di Timur Tengah yang mengancam harga minyak mendekati 100 dolar AS per barel,” ujar Simon Williams, juru bicara badan usaha penyedia BBM Inggris, RAC.

Peringatan tersebut diungkap usai harga minyak dunia terus mengalami kontraksi selama 24 jam terakhir, seperti minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang mengalami lonjakan signifikan, naik 2,02 dolar AS jadi 87,05 dolar AS per barel.

Baca juga: Iran Bersumpah akan Serang Israel Lagi jika Tel Aviv Balas Dendam: Respons Kami Bakal Lebih Besar

Sementara harga minyak mentah jenis Brent meroket 2 persen hingga harganya melesat pada perdagangan Senin pagi tembus 92 dolar AS per barel, tertinggi sejak Oktober 2023.

Mengutip dari Telegraph, lonjakan harga minyak dunia terjadi karena terpengaruh sentimen negatif dari konflik Iran-Israel. Adapun konflik antara Iran dan Israel pertama kali pecah usai Korps Angkatan Laut IRGC Iran kehilangan tujuh pasukan elitnya, akibat serangan udara yang dilancarkan jet tempur F-35 milik militer Israel ke Konsulat Iran di Damaskus.

Israel berdalih serangan terhadap Damaskus tidak menargetkan gedung kedutaan Iran, melainkan bangunan di dekatnya yang berfungsi sebagai markas militer Garda Revolusi.

BERITA TERKAIT

Namun Iran menilai serangan mematikan itu telah mengganggu kedaulatan negaranya, alasan ini yang membuat IRGC murka hingga mereka nekat meluncurkan ratusan drone dan rudal ke wilayah Tel Aviv.

Pasukan Elit Iran Ancam Tutup Rute Perdagangan Minyak

Tak hanya sampai disitu, akhir pekan lalu pasukan elit Garda Revolusi Iran (IRGC ) diam-diam melakukan penyerangan dan menyita kapal kontainer milik miliarder Israel yang berlayar 50 mil laut (92 km) ke arah timur laut Fujairah, Selat Hormuz.

Untuk melumpuhkan ekonomi Israel, Iran bahkan mengancam akan menutup lalu lintas Selat Hormuz yang merupakan jalur perdagangan minyak paling penting di dunia karena dua puluh persen pasokan minyak global mengalir melalui Selat penghubung Teluk Persia dengan Teluk Oman itu.

Baca juga: Negaranya Diserang Iran, Putra Netanyahu Malah Hilang bak Ditelan Bumi, Dikecam Warganet Israel

“Teheran memperingatkan bahwa mereka akan menutup daerah tersebut (Selat Hormuz ) untuk lalu lintas laut,” ujar laporan kantor berita IRNA.

Sayangnya penutupan selat Hormuz bisa menjadi senjata makan tuan bagi Iran, lantaran Amerika Serikat (AS) dan Barat mengancam akan memberlakukan sanksi agresif apabila Iran terus melanjutkan eskalasi ke Israel.

Adapun sanksi yang akan diberlakukan yakni berupa pembatasan ekspor minyak dari Iran, dengan sanksi ini Iran akan kesulitan meningkatkan penjualan minyak mentah dengan begitu pendapatan utama Iran kemungkinan besar akan ikut anjlok, mengingat penjualan minyak menjadi salah satu komoditas terpenting bagi ekonomi Teheran.

Dunia Diminta Bersiap Hadapi Kenaikan Harga Minyak

Meski pembatasan ekspor minyak dapat memukul perekonomian Iran, akan tetapi apabila sanksi ini diberlakukan dalam jangka waktu yang lama maka pasar minyak global akan mengalami lonjakan harga minyak mentah.

Hal ini terjadi karena pasokan minyak Iran untuk dunia akan dipangkas sementara permintaan pasar global akan terus mengalami kenaikan, alasan tersebut yang menyebabkan kenaikan lebih lanjut pada harga minyak dan harga bensin dunia.

“Iran secara bertahap meningkatkan produksi minyaknya dalam beberapa tahun terakhir, namun produksinya bisa berada di bawah tekanan jika negara-negara Barat meningkatkan pembatasan hal ini berpotensi memicu kenaikan harga bensin yang lebih tinggi,” tutup Williams.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas