Iran Serang Israel, Netanyahu Ngumpet di Vila Mewah 'Tahan Rudal' Milik Miliarder, Anaknya?
PM Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan berlindung di vila mewah milik miliarder bernama Simon Falik saat Iran melancarkan serangan ke Israel.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan berlindung di vila mewah milik miliarder bernama Simon Falik saat Iran melancarkan serangan ke Israel.
Vila itu berada di kawasan Talfiot, Yerusalem, dan sudah digunakan beberapa kali oleh Netanyahu dan istrinya, Sarah, selama beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan, vila itu memiliki sebuah bunker canggih yang bisa bertahan dari serangan rudal.
Dikutip dari Walla, sejak perang Hamas-Israel meletus, keluarga Netanyahu pindah ke rumah keluarga Falik.
Mereka terkadang juga tinggal di kediaman pribadi di Caesarea. Namun, dalam beberapa bulan terakhir mereka kembali tinggal di apartemen yang berlokasi di Jalan Gaza di Yerusalem.
Adapun pada akhir lalu keluarga Netanyahu dilaporkan kembali tinggal di vila keluarga Falik untuk sementara agar aman dari serangan balasan Iran.
Narasumber yang dekat dengan Netanyahu juga mengonfirmasi hal ini.
Adapun Falik adalah seorang pebisnis dan menjadi salah satu dari tiga bersaudara yang mengoperasikan Falic Group.
Falic Group adalah perusahaan ritel yang bermarkas di Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat (AS).
Perusahaan itu mengoperasikan toko di bandara dan lokasi yang terkait dengan urusan perjalanan.
Falic Group terkenal menjual barang-barang mewah, misalnya parfum, kosmetik, dan aksesori fesyen.
Baca juga: Iran Bersumpah akan Serang Israel Lagi jika Tel Aviv Balas Dendam: Respons Kami Bakal Lebih Besar
Anak Netanyahu tak diketahui
Sementara itu, putra Netanyahu, Yair Netanyahu, tak diketahui keberadaannya saat Iran menyerang Israel.
Namun, sehari setelah serangan Iran itu muncul unggahan yang di media sosial yang mengklaim Yair tengah berada di Florida, Amerika Serikat (AS).
Akan tetapi, kebenaran unggahan itu belum bisa diverifikasi atau dikonfirmasi.
Yair yang "menghilang" di tengah serangan Iran itu mendapat hujatan pedas dari warganet Israel.
Warganet Israel menyebut Yair “missing in action” alias tak diketahui nasibnya.
Dikutip dari Times Now News, ini bukan pertama kalinya Yair membuat geram warganet Israel.
Sebelumnya, dia dihujat oleh komunitas Yahudi karena tidak kembali ke Israel setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober 2023.
Channel 12 News baru-baru ini melaporkan bahwa putra Netanyahu itu tinggal di luar negeri dan menghabiskan biaya $2,5 juta atau sekitar Rp40,2 miliar.
Di samping itu, dia mendapat layanan keamanan 24/7 dari pejabat Shin Bet atau badan kontraspionase Israel. Biaya untuk mengamankan Yair bahkan dilaporkan mencapai $207.000.
Israel akan membalas
Israel mengatakan akan membalas serangan Iran “saat waktunya sudah tepat”.
Dilansir dari BBC, AS mengklaim tak akan ikut campur dalam serangan balasan Israel guna menghindari eskalasi di Timur Tengah.
Benny Gantz, seorang menteri Israel tanpa portofolio, menyebut negaranya akan “menetapkan harga” yang harus dibayar Iran jika waktunya sudah tepat.
Iran menyerang Israel dua minggu setelah negara Zionis menyerang Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah.
Menurut Iran, serangan Israel itu bisa dikatakan sama dengan serangan terhadap wilayah Iran.
Laksamana Daniel Hagari yang menjadi juru bicara militer Israel mengatakan Iran telah meluncurkan 300 pesawat nirawak, rudal jelajah, dan rudal balistik.
Namun, menurut Hagari, 99 persen dari pesawat dan rudal itu ditangkis oleh Israel dengan dibantu AS, Inggris, Yordania, dan pasukan sekutu lainnya.
Serangan iran menyebabkan pangkalan militer di Israel selatan mengalami kerusakan.
Sementara itu, seorang anak perempuan berusia 7 tahun dilaporkan terluka parah akibat rudal Iran.
Dalam percakapan telepon, Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa negaranya punya komitmen kuat mengenai keamanan Israel.
Meski demikian, Biden menyebut AS tidak akan mendukung serangan balasan Israel terhadap Iran.
(Tribunnews/Febri)