Populer Internasional: 360 Rudal Ditembakkan Iran ke Israel - AS dan Inggris Kerahkan Jet Tempur
Rangkuman berita populer dunia, di antaranya serangan besar Iran terhadap Israel, buntut kematian salah satu jenderalnya di Suriah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Serangan udara Iran terhadap Israel mendominasi berita populer dunia dalam 24 jam terakhir.
Sedikitnya 360 rudal ditembakkan Iran ke wilayah pendudukan Israel.
Amerika dan Inggris pun ikut mengerahkan jet tempurnya untuk berjaga-jaga.
Berikut artikel lengkapnya.
1. Iran Setop Serangan Lima Jam Pertamanya ke Israel, Lebih dari 360 Rudal Ditembakkan, Diklaim Sukses
Iran dilaporkan telah mengakhiri serangan lima jam pertamanya terhadap Israel dengan 361 rudal, mengklaim kemenangan penting.
Menurut CNN, Iran mengakhiri serangan lima jam pertamanya terhadap Israel dengan total 361 rudal dan UAV diluncurkan.
Iran mengakhiri serangan pertamanya. Kantor berita CNN mengutip dua pejabat AS yang mengatakan bahwa gelombang pertama serangan Iran terhadap Israel telah mereda.
Serangan dimulai pada malam tanggal 13 April dan berlangsung selama 5 jam, dengan ratusan rudal dan UAV ditembakkan secara besar-besaran ke Israel.
Iran mengatakan serangan mereka adalah respons terhadap pemboman Israel terhadap konsulat mereka di Suriah dan menganggap masalah tersebut sudah selesai, serta memperingatkan bahwa mereka akan merespons dalam konteks yang lebih luas jika Israel membalas.
Israel telah berjanji untuk menanggapi serangan itu, dan kabinet perang mereka akan bertemu beberapa jam lagi untuk menyelesaikan rencana mereka. Patut dinantikan, apakah Israel akan merespons serangan Iran ini?
Baca juga: Duduk Perkara Iran Serang Israel: Motif, Target, hingga Apa yang akan Terjadi Selanjutnya?
Pejabat Iran Menyatakan Serangan Israel 'Sukses'
Para komandan militer Iran menyebut pemboman udara pada Minggu malam terhadap Israel sebagai “sukses” meskipun faktanya 99 persen dari 350 atau lebih proyektil gagal mencapai wilayah Israel.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, mengatakan bahwa operasi tersebut, yang diluncurkan sebagai serangan balasan menyusul dugaan serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus bulan ini, telah selesai, dan tujuannya tercapai.
Bagheri juga mengungkapkan bahwa Teheran telah mengeluarkan peringatan kepada Amerika Serikat melalui kedutaan Swiss.
2. Jet Tempur AS dan Inggris Dikerahkan, Netizen Was-was Perang Dunia III Bakal Dimulai
Konflik Timur Tengah yang memanas memaksa Amerika Serikat (AS) dan Inggris turun tangan, menerjunkan pesawat tempurnya untuk melindungi Israel dari serangan drone Iran yang ditembakan Pasukan elit Garda Revolusi (IRGC).
Melansir dari Telegraph, jet tempur Angkatan Udara militer AS dan Kerajaan Inggris (RAF) mulai ditembakan dari wilayah Siprus untuk mencegat drone dan rudal yang diluncurkan dari Iran ke Israel.
“Jet RAF Inggris telah lepas landas dari Siprus pada Sabtu malam untuk mencegat drone dan rudal yang diluncurkan dari Iran di dekat perbatasan Suriah-Irak,” jelas David Cameron, Menteri Luar Negeri Inggris.
Jet-jet tempur ini kabarnya akan ditembakan AS-Inggris dalam beberapa jam kedepan demi melindungi keamanan negara Zionis tersebut. Terbukti selama jet tempur AS-Inggris disiagakan, setidaknya sudah ada lebih dari 10 drone, rudal jelajah, dan rudal balistik yang berhasil dicegat masuk ke Israel.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mengatakan pelepasan jet tempur sengaja dilakukan untuk memukul mundur pasukan Iran yang terus melakukan eskalasi lebih lanjut hingga mengganggu stabilitas dan keamanan Timur Tengah.
“Inggris akan terus membela keamanan Israel dan semua mitra regional kami. Bersama sekutu kami, kami segera berupaya menstabilkan situasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Tidak seorang pun ingin melihat lebih banyak pertumpahan darah,” jelas Sunak.
3. Israel Tutup Sekolah, Siapkan Serangan Balasan untuk Iran
Israel terus berusaha menahan serangan yang dilakukan Iran dan sekutunya di wilayah tersebut.
Demikian Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menjelaskan tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai serangan Iran.
Baca juga: Jarak Iran ke Israel Setara Inggris ke Ukraina, Rudal Terbang Lewati Dua Negara
Dalam pernyataannya, Gallant mengatakan Israel harus memperhatikan setiap perintah yang mungkin dikeluarkan oleh Homefront Command militer, yang memetakan rudal yang masuk dan ancaman udara lainnya sehingga masyarakat perlu berlindung.
"Israel menutup sekolah-sekolah di seluruh negeri karena masalah keamanan," kata juru bicara militer Daniel Hagari,.
“Tidak akan ada kegiatan pendidikan” ketika minggu sekolah dimulai pada hari Minggu “mengingat situasi keamanan,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.
Tindakan ini akan berlangsung selama dua hari, menurut pedoman militer negara itu.
Iran telah bersumpah akan membalas setelah dugaan serangan Israel pada 1 April yang meratakan konsulatnya di Damaskus, menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi termasuk dua jenderal.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Garda Revolusi Iran menyita sebuah kapal kontainer “terkait dengan rezim Zionis (Israel)” di dekat Selat Hormuz, media pemerintah melaporkan.
"Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menunda rencana kunjungan ke Hongaria dan Austria yang dijadwalkan dimulai pada hari Minggu karena situasi keamanan,” kata juru bicaranya.
4. Adu Kekuatan Pasukan Khusus Iran dan Pasukan Elite Israel jika Terjadi Perang Darat
Republik Islam Iran telah membuktikan ancamannya menyerang negara zionis Israel.
Pada Minggu (14/4/2024) dini hari, Iran menlancarkan serangan udara pertama ke wilayah Israel.
Ratusan rudal dan drone bersenjata diluncurkan menyerang sejumlah target di Israel.
Serangan itu dilancarkan hampir dua pekan setelah Israel menyerang konsulat Iran di Suriah dan menewaskan anggota dan jenderal Korps Garda Revolusi Iran.
Menurut pakar dari analis pertahanan Sibylline, Justin Crump, ide dari serangan Iran adalah membanjiri sistem pertahanan canggih Israel dengan drone murah agar rudal balistiknya yang canggih memiliki peluang lebih besar untuk mencapai sasaran mereka.
“Taktik Iran tampaknya mengambil pelajaran dari Ukraina, di mana drone yang sama telah digunakan dicampur dengan rudal jelajah dan balistik untuk melumpuhkan pertahanan udara,” katanya seperti dilansir BBC, Minggu.
(Tribunnews.com)