Serangan Iran ke Israel Sukses Bikin Kabinet Perang Israel Pecah Ben Gvir Minta Yoav Gallant Dipecat
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Penulis: Muhammad Barir
Serangan Iran Suksea Bikin Kabinet Perang Israel Terkoyak, Ben Gvir Minta Pecat Yoav Gallant
TRIBUNNEWS.COM- Kabinet perang Israel terpecah belah setelah serangan rudal dan drone Iran.
Menteri Keamanan Nasional dan Menteri Pertahanan telah beberapa kali berselisih dalam satu tahun terakhir mengenai bagaimana melakukan perang terhadap Gaza dan kebijakan terhadap pemukim di Tepi Barat.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada tanggal 15 April.
Permintaan Ben Gvir itu muncul setelah tentara Israel memulai persiapan untuk membongkar pos ilegal Gal Yosef di Tepi Barat yang diduduki.
“Keputusan Menteri Pertahanan Gallant untuk mengevakuasi dan menghancurkan bangunan di peternakan Gal Yosef tempat Benjamin Achimeir yang berusia 14 tahun dibunuh, bahkan selama minggu shiva [berkabung], mewakili kebodohan yang mengerikan, kebingungan moral, kebodohan keamanan, dan pelanggaran terhadap martabat orang mati,” kata Ben Gvir.
“Alih-alih membangun dan menyetujui lebih banyak lahan pertanian dan memperluas permukiman Yahudi, kita malah menyerah kepada musuh,” kata Ben Gvir, menteri sayap kanan tersebut, seraya menyatakan bahwa “sudah tiba waktunya bagi perdana menteri untuk mempertimbangkan penggantian Menteri Gallant.”
Perselisihan antara Ben Gvir dan Gallant, keduanya anggota kabinet perang Israel, terjadi di tengah upaya merencanakan tanggapan terhadap serangan balasan Iran terhadap Israel pada hari Sabtu.
Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke pangkalan militer Israel sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus awal bulan ini.
Menteri Keamanan Nasional Ben Gvir telah menyerukan agar Menteri Pertahanan Gallant dipecat beberapa kali selama setahun terakhir karena apa yang Ben Gvir anggap sebagai kesalahan Gallant dalam melancarkan perang di Gaza dan kurangnya dukungan terhadap pemukim Yahudi di Tepi Barat, termasuk penggunaan kekerasan melawan Palestina.
Permukiman Yahudi di wilayah pendudukan Palestina adalah ilegal menurut hukum internasional namun tetap legal menurut hukum Israel.
Namun, pos terdepan seperti Gal Yosef juga ilegal menurut hukum Israel.
Para pemukim mendirikan pos-pos terdepan di tanah Palestina yang dicuri, dengan harapan bahwa pos-pos tersebut nantinya akan disahkan berdasarkan hukum Israel dan berkembang menjadi pemukiman.
Benjamin Achimeir yang berusia empat belas tahun hilang dari pos terdepan Gal Yosef pada hari Jumat. Dia sedang menggembalakan domba, dan domba-domba itu kembali ke peternakan tanpa dia, kata polisi Israel.
Polisi menemukan mayatnya keesokan harinya di tengah klaim bahwa orang Palestina telah membunuhnya.
Menanggapi hilangnya anak laki-laki tersebut, pemukim Yahudi turun ke desa-desa Palestina dekat kota Ramallah dan Nablus di Tepi Barat yang diduduki untuk meneror warga Palestina.
Para pemukim membakar rumah dan kendaraan serta membunuh Jehad Abu Alia, 26 tahun, yang berusaha melindungi desanya.
(Sumber: The Cradle)