Tokoh Militer Iran Peringatkan akan Ada Serangan Lebih Besar jika Israel Balas Serangan
Iran disebut akan melakukan serangan yang lebih besar jika Israel membalas serangan.
Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang juru bicara senior militer Iran, Brigjen Abolfazl Shekarchi mengatakan akan ada tanggapan yang lebih kuat dari Iran jika Israel membalas serangan pada akhir pekan.
Iran diketahui meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel pada Sabtu (13/4/2024).
Sebagian besar peluncuran gagal mencapai target atau dijatuhkan oleh pertahanan udara Israel, dibantu oleh koalisi mitra termasuk Inggris dan Prancis.
Serangan itu menyusul dugaan serangan udara Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Suriah pada 1 April 2024.
Sementara itu, Brigjen Abolfazl Shekarchi juga memperingatkan Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Jerman untuk berhenti mendukung Israel.
Ia menambahkan, Iran akan melakukan serangan yang lebih besar jika Israel membalas serangan.
"Kami mengingatkan para kepala negara Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk berhenti mendukung rezim teroris Israel yang semakin menurun dalam hal pembunuhan anak-anak," kata Brigjen Abolfazl Shekarchi, Selasa (16/4/2024), dilansir The Guardian.
"Republik Islam Iran telah membuktikan bahwa mereka bukanlah penghasut perang dan tidak berupaya menyebarkan perang."
"Responsnya akan lebih kuat jika rezim tersebut melakukan tindakan agresif yang lebih parah," jelasnya.
Israel Rencanakan Serangan ke Iran
Sejumlah media melaporkan Israel tengah mempertimbangkan serangan balasan ke Iran, yang melancarkan serangan drone dan rudal besar-besaran terhadap Israel.
Baca juga: Operasi Balasan Israel ke Iran Diprediksi Terjadi dalam Hitungan Hari
Ketegangan di Jalur Gaza juga meningkat karena Israel dilaporkan mungkin akan melancarkan serangan darat ke Kota Rafah di Gaza selatan.
Pada Minggu (14/4/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet perang untuk membahas respons terhadap serangan udara Iran.
Isi pembahasan itu belum diungkapkan.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa kabinet perang lebih memilih opsi serangan balasan terhadap Iran, tetapi terdapat perbedaan pendapat mengenai waktu dan skalanya.