8 Fakta Banjir Dubai: Komuter Kacau, Jumlah Klaim Asuransi Diperkirakan Bernilai Fantastis
Berikut ini rangkuman fakta-fakta terkait banjir Dubai yang dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini rangkuman fakta-fakta terkait banjir Dubai yang dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber.
Uni Emirat Arab (UEA) saat ini bergulat dengan dampak curah hujan terberat yang pernah terjadi dalam 75 tahun terakhir.
Listrik padam, penduduk pun harus menanggung kerugian akibat kerusakan terhadap rumah serta mobil mereka.
Curah hujan satu tahun, turun dalam 12 jam kemarin Selasa (16/5/2024) menyebabkan Dubai dikepung banjir.
Jalan-jalan terendam, pohon tumbang, sekolah ditutup hingga puluhan penerbangan dialihkan bahkan dibatalkan.
Ada delapan fakta-fakta yang Tribunnews.com rangkum dari berbagai sumber terkait banjir Dubai. Apa saja?
8 Fakta Banjir Dubai:
-
Rekor curah hujan
Berita RekomendasiHari Selasa (16/4/2024) kemarin, UEA menyaksikan curah hujan terbesar dalam sejarah modernnya, Kantor Berita Emirates WAM melaporkan.
Pusat Meteorologi Nasional mengonfirmasi curah hujan yang memecahkan rekor – sekitar 120 mm – membasahi negara itu dalam waktu 24 jam, sebuah peristiwa luar biasa dalam sejarah iklim UEA.
Hujan menutup sekolah-sekolah, menyebabkan acara-acara publik dibatalkan, dan pusat perbelanjaan mengalami kerusakan parah.
Truk tanker dikirim pada hari Rabu ke seluruh negeri untuk memompa air.
Baca juga: Curah Hujan 1 Tahun Turun dalam 12 Jam, Bandara Dubai Banjir bahkan Penerbangan Dibatalkan - Badai yang belum pernah terjadi sebelumnya
Banjir Dubai dipicu oleh badai yang disebut-sebut belum pernah terjadi sebelumnya.
Aktivitas masyarakat di seluruh UEA pun terganggu. -
Banjir terjadi hanya hitungan menit
Berdasarkan penuturan warga, orang-orang menyaksikan hujan dimulai dari tetesan kecil dan dalam beberapa menit memicu banjir besar.Neethu Liza Prasanth mengaku memperhatikan intensitas badai yang menerjang Dubai kemarin.
"Awalnya, hanya beberapa tetesan tersebar, hampir tidak cukup untuk membasahi trotoar," ucapnya.
"Namun dalam hitungan menit, intensitas hujan meningkat drastis. Pejalan kaki berlari mencari perlindungan, di bawah tenda, hingga gedung-gedung terdekat," katanya, dikutip Al Arabiya.
Waktu berselang, mobil di jalan tampak mulai melambat bahkan merangkak.
"Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia, menghilang ke dalam awan yang menggantung rendah, menciptakan suasana yang menakutkan dan nyata," tuturnya. -
Viral di media sosial
Banjir Dubai pun viral di media sosial pada Rabu (17/6/2024).
Gambar-gambar dan video diunggah di berbagai platform.
Cerita-cerita kerusakan yang dipicu hujan lebat itu pun viral.
Berbicara kepada Al Arabiya English, warga Al Waqa 1 di Dubai, Shahez Ahmed, mengatakan bahwa genangan di jalan menyebabkan air merembes ke gedungnya.
"Kami jadi hidup tanpa listrik, air, dan gas selama lebih dari 24 jam," ucapnya.
“Peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini telah membuat penduduk lama seperti saya, yang telah tinggal di Dubai selama 24 tahun, terkejut dan khawatir," tambahnya.
"Kami belum pernah menyaksikan banjir dan curah hujan sebesar ini di kota ini," ungkap Ahmed.
Gambar yang diposting di media sosial beberapa warga menggunakan kayak dan papan dayung untuk mengarungi perairan setinggi lutut. - Aliran listrik terputus
Sama seperti Ahmed, warga di Arabian Ranches, yang namanya dirahasiakan mengatakan kepada Al Arabiya English, ia juga tidak mendapat aliran listrik.
“Sampai saat ini, rumah saya tidak mempunyai listrik dan air, atap kamar tidur utama saya roboh, dan air merembes dari atap kamar dan garasi lainnya.”
Penduduk di Damac Hills melaporkan kotak sekring meledak, listrik padam, dan air mencuat dari langit-langit dan bawah pintu. - Kekacauan komuter dan warga terlantar
Penduduk lain melaporkan layanan komuter terganggu dan kacau, terlebih di Bandara Internasional Dubai.
Traveller yang dijadwalkan terbang ke Bahrain pada Selasa (16/4/2024), Qasim Sharif mengaku diminta duduk di dalam pesawat selama dua jam, sebelum diberitahu bahwa penerbangannya dibatalkan.
"Itu hanyalah awal dari masalah saya. Pertama, tidak ada Metro atau taksi di bandara. Setelah menunggu dua jam lagi, akhirnya saya berhasil mendapatkan taksi," tuturnya.
Tak berhenti di situ saja, tantangan selanjutnya masih harus ia hadapi.
"Semua jalan utama tergenang air, dan pada satu titik, saya pikir saya tidak akan bisa pulang dan harus check in ke hotel terdekat," ucapnya. - Klaim asuransi setinggi langit
CEO Policybazaar UAE, Neeraj Gupta mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa biaya perbaikan rumah, mobil, dan bisnis bisa mencapai ribuan dirham.
Ia mengatakan negara tersebut kemungkinan akan mengalami jumlah klaim asuransi yang “belum pernah terjadi sebelumnya”.
“Jumlah pastinya baru akan diketahui dalam beberapa hari setelah semua masyarakat terdampak yang telah membeli polis asuransi mulai melaporkan klaimnya dan surveyor mulai mengajukan perkiraannya,” jelasnya.
“Namun, apa yang kami lihat kemarin belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan perusahaan asuransi saat ini sedang berjuang untuk memahami bagaimana menangani volume klaim tersebut.”
“Penting untuk dicatat bahwa polis asuransi pihak ketiga tidak mencakup kerusakan pada kendaraan yang diasuransikan yang disebabkan oleh banjir atau hujan," paparnya.
Menurut Gupta, pengemudi harus berhati-hati saat berkendara di kawasan banjir/tersumbat air karena beberapa kebijakan mungkin tidak mencakup semua aspek kerusakan akibat banjir dan hujan.
“Hujan deras ini menjadi pengingat akan pentingnya memiliki perlindungan asuransi yang tepat. Dengan berinvestasi pada asuransi mobil, toko, dan mal, individu dan dunia usaha dapat melindungi diri dari konsekuensi finansial akibat kejadian yang tidak terduga,” sarannya. - Banjir regional
Hujan lebat dan angin kencang juga melanda negara tetangga Bahrain dan Oman, di mana sedikitnya 18 orang tewas dalam banjir.
(Tribunnews,com, Andari Wulan Nugrahani)