UE: Perang Regional di Timur Tengah akan Kirimkan Gelombang Kejutan ke Seluruh Dunia
Menurut Josep Borrell, perang regional di Timur Tengah akan memberi kejutan ke seluruh dunia.
Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE), Josep Borrell, mengatakan sanksi UE terhadap Iran akan diperkuat dan diperluas.
Hal itu disebut untuk menghukum Iran atas serangannya ke Israel pada Sabtu (13/4/2024).
Sanksi UE ke Iran juga untuk mencegah serangan serupa di masa depan terhadap Israel.
Namun, pada saat yang sama, Israel juga perlu menahan diri.
Menurut Josep Borrell, perang regional di Timur Tengah akan memberi kejutan ke seluruh dunia.
“Saya tidak ingin melebih-lebihkan, namun kita berada di ambang perang, perang regional di Timur Tengah, yang akan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia, dan khususnya ke Eropa. Jadi hentikan," tegasnya, Kamis (18/4/2024), dikutip dari The Guardian.
Pada Rabu (17/4/2024), para pemimpin Uni Eropa bertemu di Brussels, Belgia.
Mereka berjanji untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran untuk menargetkan pengiriman drone dan rudalnya ke proksi di Gaza, Yaman, dan Lebanon.
UE akan Perketat Sanksi ke Iran
Uni Eropa telah setuju untuk memperluas sanksi terhadap produsen drone dan rudal Iran menyusul serangan Iran terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Sangat penting melakukan segalanya untuk mengisolasi Iran,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel.
Baca juga: Israel Salah Langkah, 2 Bulan Atur Strategi Serang Konsulat Iran, Kini Jadi Bumerang
Blok tersebut telah menerapkan beberapa sanksi terhadap Iran, termasuk penjualan drone ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.
Kemudian, Amerika Serikat (AS) telah mengisyaratkan akan menerapkan hukuman baru dalam beberapa hari mendatang.
Sanksi baru UE disetujui dalam pertemuan puncak di Brussels yang menandai pertemuan pertama antara 27 pemimpin blok tersebut sejak serangan langsung Iran terhadap Israel pada hari Sabtu.
Iran bersikukuh bahwa ini adalah pembalasan atas dugaan serangan udara Israel terhadap konsulatnya di Suriah pada 1 April, yang menewaskan 13 orang.