Meski Dibayangi Sanksi AS-UE, Ekspor Minyak Iran Malah Capai Level Tertinggi dalam 6 Tahun Terakhir
Iran mengekspor lebih banyak minyak dalam enam tahun terakhir, sehingga memberikan peningkatan ekonomi sebesar 35 miliar Dolar Amerika per tahun.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Iran mengekspor lebih banyak minyak dalam enam tahun terakhir, sehingga memberikan peningkatan ekonomi sebesar 35 miliar Dolar Amerika per tahun, Financial Times melaporkan.
Rekor penjualan minyak Iran dilaporkan bahkan ketika negara ini dibayangi ancaman sanksi tambahan dari negara-negara Barat sebagai tanggapan atas serangan Teheran terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024) kemarin.
Tercatat, Iran menjual rata-rata 1,56 juta barel per hari selama tiga bulan pertama di tahun ini.
Dan hampir semuanya (dijual) ke Tiongkok.
"Ini merupakan level tertinggi sejak kuartal ketiga tahun 2018," menurut perusahaan data Vortexa.
Keberhasilan Iran dalam mengekspor minyak mentahnya menggarisbawahi kesulitan yang dihadapi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) ketika mereka berusaha untuk meningkatkan tekanan terhadap Teheran.
“Iran telah menguasai seni menghindari sanksi,” kata Kepala Layanan Resiko Geopolitik di Rapidan Energy Group AS, Fernando Ferreira.
“Jika pemerintahan (Presiden Joe) Biden benar-benar ingin memberikan dampak, mereka harus mengalihkan fokusnya ke Tiongkok," jelasnya.
Lalu, apa saja sanksi yang telah dijatuhkan terhadap Iran menyusul agresinya di TImur Tengah?
Sanksi AS terhadap Iran
Pada Kamis (18/4/2024), Amerika mengumumkan sanksi baru terhadap Iran buntut eskalasi terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024) kemarin.
Baca juga: Demi Jaga Imej Israel, AS Minta Iran Ngalah jika Netanyahu Balas Serangan
Sanksi dari AS menargetkan produksi kendaraan udara tak berawak (UAV) atau drone.
Departemen Keuangan AS mengatakan, tindakan tersebut menargetkan 16 individu dan dua entitas yang memungkinkan produksi UAV Iran, termasuk jenis mesin yang menggerakkan UAV varian Shahed Iran.
Senjata-senjata ini diklaim digunakan dalam serangan 13 April.
Dikutip dari Reuters, lima perusahaan di berbagai yurisdiksi yang menyediakan bahan komponen untuk produksi baja kepada Perusahaan Baja Khuzestan (KSC) Iran, salah satu produsen baja terbesar di Iran, atau membeli produk baja jadi KSC juga dijatuhi sanksi.