Penyakit Misterius Mirip Covid-19 Muncul di Argentina, 60 Orang Dirawat di RS Mayoritas Anak Muda
Peringatan tentang klaster kasus ini diedarkan tadi malam melalui sistem pengawasan kesehatan masyarakat internasional di Buenos Aires.
Editor: willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, BUENOS AIRES - Penyakit pernapasan misterius yang menyebabkan puluhan orang dirawat di rumah sakit di Argentina muncul. Penyakit misterius tersebut disebut-sebut mirip dengan Covid.
Peringatan tentang klaster kasus ini diedarkan tadi malam melalui sistem pengawasan kesehatan masyarakat internasional di Buenos Aires.
Peringatan yang dikirimkan secara anonim 'melalui seseorang yang dikenal ProMed', berbunyi: 'Dalam 30 hari terakhir, tampaknya ada peningkatan pneumonia atipikal parah yang memerlukan perawatan kritis di Buenos Aires.
Individu yang terkena dampak sebagian besar adalah kaum muda tanpa faktor risiko besar.'
Pasien-pasien yang terinfeksi memerlukan ventilasi mekanis untuk membantu mereka bernapas. Belum ada pernyataan resmi yang dibuat oleh pejabat Argentina, sehingga rincian mengenai penyakit sebenarnya masih langka.
Dari laporan tersebut, sekitar 20 dari 60 pasien yang teridentifikasi memiliki tanda gejala penyakit psittacosis. Namun, data peringatan dari sistem tersebut menyebut bahwa kebanyakan pasien yang mendapatkan perawatan tidak memiliki riwayat kontak dengan unggas.
Penyakit psittacosis dikenal juga dengan 'demam burung beo' yang disebabkan oleh bakteri Chlamydophila psittaci yang dikaitkan dengan burung parkit, beo, dan cockatiel. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti flu yang dapat meningkat menjadi pneumonia.
Psittacosis memiliki gejala ringan seperti sakit kepala dan batuk. Namun penyakit ini dapat menyebabkan pneumonia pada kasus yang parah.
Hal ini bisa menjadi masalah terutama bagi orang lanjut usia atau orang dengan sistem imun yang lemah.
Peringatan tersebut menambahkan: 'Meskipun psittacosis tampaknya menjadi etiologi dari beberapa kasus, mungkin ada lebih dari satu agen yang terlibat. ProMED akan sangat menghargai informasi lebih lanjut mengenai kasus-kasus ini.'
Para ahli hari ini meminta para pemimpin kesehatan untuk tidak berpuas diri dalam menghadapi ancaman penyakit pernapasan lainnya.
Namun mereka bersikeras bahwa hal ini 'tidak mungkin menimbulkan ancaman yang lebih luas'. (Daily Mail)