Presiden Zelensky Kembali 'Pede' Berpaling Muka Dari Putin: 'Ukraina Bisa Menang'
Bantuan darurat Amerika Serikat sebesar 61 miliar dolar AS atau hampir Rp 1.000 triliun membuat Presiden Volodymyr Zelensky bergairah melawan Rusia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Bantuan darurat Amerika Serikat sebesar 61 miliar dolar AS atau hampir Rp 1.000 triliun membuat Presiden Volodymyr Zelensky bergairah melawan Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan NBC ia pun menyatakan kepercayaan dirinya atau 'pede' bahwa Ukraina kembali bisa meningkatkan perlawanannya melawan penjajah Rusia.
Ia pun makin 'kunci badan' berpaling muka pada Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengesampingkan pembicaraan dengan Moskow.
Baca juga: Tak Kapok, Drone Ukraina Kembali Hancurkan Fasilitas Energi Rusia
"Baik Presiden Vladimir Putin maupun pejabat tinggi Rusia mana pun tidak dapat dipercaya," ujar Zelensky, Minggu (21/4/2024) malam.
Selain itu, bantuan senjata benar-benar membuat Zelensky kembali menyala membakar perlawanan Rusia.
“Saya pikir dukungan ini akan benar-benar memperkuat angkatan bersenjata, saya berdoa, dan kita akan memiliki peluang kemenangan jika Ukraina benar-benar mendapatkan sistem persenjataan, yang sangat kita butuhkan,” kata Presiden.
Zelensky meminta kepada Senat AS agar segera mengesahkan RUU bantuan tersebut hingga ditandatangani oleh Presiden Joe Biden menjadi UU agar pengiriman senjata bisa dilakukan secepatnya.
Belanja darurat telah terhenti di Kongres sejak musim gugur tahun lalu karena kekhawatiran dari Partai Republik bahwa Washington tidak memiliki strategi untuk mencapai kemenangan atau penyelesaian damai.
RUU tersebut belum disahkan oleh Senat AS, yang dijadwalkan melakukan pemungutan suara pada tanggal 23 April.
“Kami ingin membantu menyelesaikan segala sesuatunya secepat mungkin sehingga kami mendapatkan bantuan nyata bagi para prajurit di garis depan sesegera mungkin – bukan dalam enam bulan ke depan,” kata Zelensky.
Baca juga: 25.000 Serdadu Rusia Kepung Poros Donetsk, Siap Perang Kota Rebut Chasiv Yar
Dalam bantuan tersebut, Zelensky secara khusus meminta lebih banyak sistem pertahanan udara dan rudal jarak jauh.
Ia beralasan bahwa tentara Ukraina menderita kerugian karena kurangnya keduanya.
“Kita memerlukan senjata jarak jauh agar tidak kehilangan orang di garis depan karena kita punya korban karena kita tidak bisa menjangkau sejauh itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa penundaan lagi akan berarti lebih banyak korban.
“Kalau dalam waktu setengah tahun proses kita terhenti selama setengah tahun dan kita mengalami kerugian di beberapa arah. Kerugian pada manusia dan peralatan.”
Zelensky mengakui kemenangan masih jauh dari jaminan. “Sekarang kami memiliki kesempatan untuk menstabilkan situasi,” katanya. “Ada begitu banyak variabel, begitu banyak faktor.”
Media Barat Politico mengabarkan, sebanyak 23 miliar dolar AS akan digunakan untuk mengisi kembali persediaan senjata AS yang telah digunakan untuk memasok senjata ke Ukraina.
Sementara 14 miliar dolar AS akan disalurkan ke Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina, yang digunakan Pentagon untuk membeli sistem senjata baru untuk Kiev dari kontraktor pertahanan AS.
Bantuan tambahan sebesar 10 miliar dolar AS ditetapkan sebagai pinjaman yang dapat dibayar kembali untuk menenangkan beberapa anggota Partai Republik, kata surat kabar itu.