Sekutu Terdekat Putin Dikabarkan Sakit Parah, Ramzan Kadyrov Disebut Tak Ada Harapan Sembuh
Lama tak muncul di media, pemimpin Chechnya Ramzan Kadirov ternyata diberitakan sedang mengidap penyakit parah.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Lama tak muncul di media, pemimpin Chechnya Ramzan Kadirov ternyata diberitakan sedang mengidap penyakit parah.
Surat kabar Rusia ovaya Gazeta Europe mengabarkan bahwa Kadyrov menderita penyakit kistik pankreas, penyakit ini menurut media tersebut sangat parah sehingga dia tidak memiliki harapan untuk sembuh.
“Kesehatan pemimpin Chechnya telah menjadi perhatian selama satu tahun ini. Fakta bahwa Kadyrov sakit telah secara resmi dibantah, pertama-tama, oleh dia dan rombongannya," demikian tulis media tersebut.
Baca juga: Tak Kapok, Drone Ukraina Kembali Hancurkan Fasilitas Energi Rusia
Namun ada beberapa hal yang tidak bisa disembunyikan, yaitu perubahan mencolok pada penampilan, perilaku, dan jadwal kerja pemimpin Chechnya tersebut.
Pria 47 tahun ini dianggap sebagai pemimpin yang menjadi sekutu terdekat Vladimir Putin. Bahkan saat perang melawan Ukraina puluhan ribu pasukan khusus Chechen dikerahkan berjuang untuk Rusia.
Ramzan Kadyrov merupakan anak dari Jenderal Ahmad Kadyrov, pemimpin Cechnya yang diyakini menjadi boneka Vladimir Putin, setelah terjadinya pemberontakan bertahun-tahun dan menewaskan ribuan dengan peperangan brutal di tahun 2000-an.
Ahmad Kadyrov tewas dalam sebuah serangan bom pada Mei 2004 lalu dan tiga tahun kemudian Ramzan diangkat menjadi Presiden Chechnya.
Sakitnya 5 Oktober 1976 itu dipercaya menjadi masalah Putin bagaimana mempersiapkan wilayah yang paling menimbulkan masalah di Rusia tanpa kesulitan untuk menghadapi pergantian kekuasaan yang mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Surat kabar tersebut mengatakan Kadyrov pertama kali didiagnosis menderita nekrosis pankreas pada Januari 2019. Saat itu, pemimpin Chechnya tidak merahasiakan fakta bahwa ia terpaksa mengambil cuti karena "sementara tidak layak bekerja".
Ia mengaku sedikit kurang sehat, menderita demam dan flu, yang untuk pengobatannya ia, entah kenapa, "diberi obat tetes hanya untuk dua hari", seperti yang dijelaskan Kadyrov sendiri.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-787: Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pembom Strategis Tu-22M3 Rusia
Novaya Gazeta menyoroti bahwa pengobatan flu biasa dengan menggunakan obat tetes menyebabkan kebingungan di antara banyak orang, yang berubah menjadi "kecurigaan terus-menerus" pada musim gugur 2019.
Pada bulan Oktober, Kadyrov menghilang dari sorotan publik, dan saluran Telegram anonim melaporkan bahwa kesehatan pemimpin Chechnya berada dalam kondisi buruk, kemungkinan karena dia diracun.
Di halaman Instagram-nya, Akhmed Dudaev, ajudan pemimpin Chechnya, langsung membantah bahwa pemimpin Chechnya tersebut telah diracun. Dia berkata, "Kadyrov adalah orang biasa yang bisa sakit, memar, terkena flu, dll."
Surat kabar tersebut mencatat bahwa hanya sedikit orang yang memperhatikan fakta bahwa Kadyrov telah kehilangan banyak berat badan pada tahun 2019.